Sabtu, 22 Juni 2013

anemia aplastik



MAKALAH

ANEMIA APLASTIK

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MULIA
PARE-KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul ANEMIA APLASTIK dapat selesai dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun.
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah KMB II. Dengan demikian diharapkan tugas ini juga dapat digunakan sebagai referensi untuk perbandinagn. Jika sekiranya belum sesuai dengan yang diharapakan, mohon untuk memaklumi kekurangannya tersebut.
Tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas berikutnya.



Pare, Oktober 2010



Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................   i
Kata Pengantar.............................................................................................     ii
Daftar Isi......................................................................................................    iii
BAB I   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ........................................................................     1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................     1
1.3  Tujuan .....................................................................................     1
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ....................................................................................     2
2.2  Etiologi.....................................................................................     2
2.3  Gejala klnis...............................................................................     3
2.4  patofisiologi.............................................................................     5
2.5  Pemeriksaan Penunjang............................................................     6
2.6  Penatalaksanaan.......................................................................     7
2.7  Pencegahan .............................................................................     8
BAB III   ASUHAN KEPERAWATAN
3.1    Kasus.......................................................................................     9
3.2    Pohon Masalah (WOC)...........................................................    11
3.3    Analisa Data dan Intervensi....................................................    12
3.4    Pemeriksaan Penunjang ..........................................................    13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................    18
4.2 saran........................................................................................    18
Daftar Pustaka.............................................................................................    20



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Anemia aplastik merupakan suatu pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia aplastik didapat (Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis congenital, dan sering berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan sum-sum pada orang dewasa yang terlihat normal. Anemia aplastik didapat seringkali bermanifestasi yang khas, dengan onset hitung darah yang rendah secara mendadak pada dewasa muda yang terlihat normal; hepatitis seronegatif atau pemberian obat yang salah dapat pula mendahului onset ini.

1.2              RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian dari penyakit Anemia Aplastik
2.      Apa Etioligi dari penyakit Anemia Aplastik ?
3.      Bagaimana Gejala klinik dari penyakit Anemia Aplastik ?
4.      Apa saja patofisiologi dari penyakit Anemia Aplastik ?
5.      Pemeriksaan penunjang apa saja yang mendukung dalam penegakan diagnosa  Anemia Aplastik ?
6.      Bagaimana  penatalaksanaan Anemia Aplastik ?
7.      Bagaimana pencegahan Anemia Aplastik ?

1.3              TUJUAN
-          Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan
-          Tujuan Khusus :
1.      Mengetahui Pengertian dari penyakit Anemia Aplastik
2.      Mengetahui Etioligi dari penyakit Anemia Aplastik
3.      Mengetahui Gejala klinik yang muncul dari penyakit Anemia Aplastik
4.      Mengetahui Patofisiologi dari penyakit Anemia Aplastik
5.      Mengetahui Pemeriksaan penunjang apa saja yang mendukung dalam penegakan diagnosa Anemia Aplastik
6.      Mengetahui Pengobatan penyakit Anemia Aplastik
7.      Mengetahui Pencegahan dari penyakit Anemia Aplastik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1        DEFINISI
Anemia aplastik merupakan suatu pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia aplastik didapat (Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis congenital, dan sering berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan sum-sum pada orang dewasa yang terlihat normal. Anemia aplastik didapat seringkali bermanifestasi yang khas, dengan onset hitung darah yang rendah secara mendadak pada dewasa muda yang terlihat normal; hepatitis seronegatif atau pemberian obat yang salah dapat pula mendahului onset ini. Diagnosis pada keadaan seperti ini tidak sulit. Biasanya penurunan hitung darah moderat atau tidak lengkap, akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia atau dalam beberapa kombinasi tertentu.

2.2        ETIOLOGI
Penyebab anemia aplastik dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. Penyebab anemia primer adalah congenital (Fanconi’s anemia) dan idiopatik acquired (67 %). Penyebab sekunder adalah bahan kimiawi, narkoba, insectisid, ionizing radiasi, infeksi dan paroxysmal nocturnal hemoglobin.

2.3        GEJALA KLINIK
Gejala kilinik timbulnya biasanya lambat laun. Gejala klinik yang menandakan   bahwa penderita menderita anemia aplastik ditandai dengan adanya:
1. Anemia
2. Pendarahan gusi (Trombositopenia)
3. Mudah infeksi, khususnya dimulut (Granulositopenia)
4. Ecchymoses
5. Epistaxis
6. Lymphadenopathy dan Hepatosplenomegaly (jarang ditemukan)


2.4        PATOFISIOLOGI
Dasar kelainan : gangguan / kerusakan yang disebabkan oleh:
1. Stem cellpluripotensial
Dimana jumlah dan fungsinya menurun sehingga dapat proliferasi dan diferensiasinya menurun.
2. Mikroenvironment (Marrow environment)
Dimana terdapat kelainan mikrovaskuler dan kelainan faktor humoral serta terdapat kelainan pada bahan penghambat pertumbuhan sel, sehingga jaringan sumsum tulang tidak mampu bertumbuh dan berkembang.

2.5        PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.    Fisis
Pada pemeriksaan fisis didapatkan :
1. Pembesaran organ
2. Ikterus
3. Resistensi kapiler
4. Konjungtiva
5. Pembesaran kelenjar limfa
6. Nyeri tulang
7. Tanda – tanda infeksi
8. Pendarahan (ada atau tidak)
B. Laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium perlu diadakan pemeriksaan :
1. Pemerikasaan urin
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Hapusan darah tepi, dimana pada pemeriksaan ini tidak ada sel abnormal
4. Aspirasi sumsum tulang, dimana pada pemeriksaan ini ditemukan adanya hipoplasia, dengan hilangnya jaringan himopietik dan penggantian ol;eh lemak yang meliputi lebih dari 75 % sumsum tulang.
C. Laboratorium
Gambaran radiology yang sering ditemukan pada penderita anemia aplastik yaitu dengan abnormalitas skelet, yang paling sering hipoplasia atau tidak adanya ibu jari dan anomaly pergelangan tangan sisi radial.
50 % mengalami hipoplasia
25 % mengalami osteoporosis
25 % mengalami anomaly ginjal, ginjal yang atopik atau aplastik dan hoeseshoe kidney.

2.6        PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan yang dilakukan yaitu :
1. Hilangkan penyebab
2. Hindari trauma, terutama pada selaput lender dan kulit
3. Hindari infeksi.
4. Stimulasi sumsum tulang (Hemopoiesis) dimana hormone androgen mengalami testosterone dan oksimetolon
5. Melakukan transfuse darah seminimal mungkin, jika Hb 8 – 9 gr / dl
6. Mengganti stem cell yang rusak dengan cara mentransplantasi sumsum tulang
7. Tindakan lain, yaitu diberikan :
·         Kortikosteroid dengan trombositopenia berat
·         Splenoktomi dengan kasus resisten
·         Immunosupresif dengan kausa immunologic

2.7        PENCEGAHAN
1. Primer, dimana dilakukan konseling perkawinan dan pendidikan seks, penyuluhan serta perlindungan dari karsinogen
2. Sekunder, dimana dilakukan screening surveys (deteksi awal), serta untuk mengobati dan mencegah terjadinya komplikasi
3.Tersier, dimana dilakukan rehabilitasi

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 KASUS
Ny “ F “ usia 20 tahun mengalami anemia aplastik,pasien sering pusing,mengalami penurunan kesadaran,pasien pucat dan lemah,kadar Hb 6 gram %.
  1. Jelaskan WOC?
  2. Buat analisa data dan intervensi?
  3. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang di lakukan?

























3.2  POHON MASALAH (WOC)

































3.3  ANALISA DATA dan INTERVENSI

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
   1.









  2.











  3.
DS:-
DO:-Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.





DS:
DO:- Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.







DS:
DO:- Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.

Perdarahan


Pucat


Ganggun perfusi jaringan



Demam



Cairan tubuh menurun



Gangguan cairan kurang dari kebuuhan.


Lemah



Menurunya aktivitas(Adl)



Intoleransi aktivitas
Gangguan perfusi jaringan









Gangguan cairan kurang dari kebuuhan.










Intoleransi aktivias







           INTERVENSI
TGL
DX KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam diharapkan gangguan perfusi jaringan dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
-  Menunjukan perfusi adekuat
-     Klien tidak mengalami perdarahan lagi.
-     Klien tidak pucat lagi.

1. Kaji pengisian kapiler,warna kulit,memberan mukosa,dan dasar kuku.



2.Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.




3.Observasi dan catat tanda-anda vital dan klainan yang muncul.





4.Kolaborasi dengan tim medis.
Berikan SDMdarah lengkap/packed.produk darah sesuai indikasi
1.Keadekuatan perfusi jaringan membantu menentukan kebutuhan intervensi.



2.Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan untuk kebutuhan seluer.



3.Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.



4.Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen,memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.







TGL
DX KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
  
Gangguan cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan demam.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam gangguan cairan kurang dari kebutuhan dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
-  Menunjukan keseimbangan cairan.
-  Klien tidak demam lagi.
-  Membran mukosa lembab
-  Turgor kulit baik.

1.Kaji peningkatan suhu/demam memanjang.





2.Kaji turgor kulit kelembapan memberan mukosa




3.Observasi dan catat tanda-anda vital dan klainan yang muncul.





4.
1.Peningkatan suhu/memanjangnya demam menigkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.



2.Mengetahui keadekuatan volume cairan.





3.Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.



4.












3.4  PEMERIKSAAN PENUNJANG

3.5  BAB IV
PENUTUP


3.1        KESIMPULAN
Anemia aplastik merupakan suatu pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia aplastik didapat (Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis congenital, dan sering berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan sum-sum pada orang dewasa yang terlihat normal
Penyebab anemia aplastik dibagi dua, yaitu primer dan sekunder. Penyebab anemia primer adalah congenital (Fanconi’s anemia) dan idiopatik acquired (67 %). Penyebab sekunder adalah bahan kimiawi, narkoba, insectisid, ionizing radiasi, infeksi dan paroxysmal nocturnal hemoglobin.
Penyakit anemia aplastik dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu:
1. Primer, dimana dilakukan konseling perkawinan dan pendidikan seks, penyuluhan serta perlindungan dari karsinogen
2. Sekunder, dimana dilakukan screening surveys (deteksi awal), serta untuk mengobati dan mencegah terjadinya komplikasi
3.Tersier, dimana dilakukan rehabilitasi

3.2        SARAN
Penulis menyarankan agar pembaca lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ANEMIA APLASTIK dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah tentang penyakit ANEMIA APLASTIK.



DAFTAR PUSTAKA