MAKALAH
ANEMIA APLASTIK
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MULIA
PARE-KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul ANEMIA APLASTIK dapat selesai dengan baik tanpa ada halangan suatu
apapun.
Tugas ini dibuat untuk melengkapi
tugas mata kuliah KMB II. Dengan demikian diharapkan tugas ini juga dapat digunakan sebagai
referensi untuk perbandinagn. Jika sekiranya belum sesuai dengan yang
diharapakan, mohon untuk memaklumi kekurangannya tersebut.
Tugas ini jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas
berikutnya.
Pare, Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................... 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi .................................................................................... 2
2.2 Etiologi..................................................................................... 2
2.3 Gejala klnis............................................................................... 3
2.4 patofisiologi............................................................................. 5
2.5 Pemeriksaan Penunjang............................................................ 6
2.6 Penatalaksanaan....................................................................... 7
2.7 Pencegahan ............................................................................. 8
BAB
III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus....................................................................................... 9
3.2 Pohon Masalah (WOC)........................................................... 11
3.3 Analisa Data dan Intervensi.................................................... 12
3.4 Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................. 18
4.2 saran........................................................................................ 18
Daftar Pustaka............................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Anemia aplastik merupakan suatu
pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia aplastik didapat
(Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow aplasia,
hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia
aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis
congenital, dan sering berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan
pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan
sum-sum pada orang dewasa yang terlihat normal. Anemia aplastik didapat
seringkali bermanifestasi yang khas, dengan onset hitung darah yang rendah
secara mendadak pada dewasa muda yang terlihat normal; hepatitis seronegatif
atau pemberian obat yang salah dapat pula mendahului onset ini.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa Pengertian dari penyakit Anemia
Aplastik
2. Apa Etioligi dari penyakit Anemia Aplastik
?
3. Bagaimana Gejala klinik dari penyakit Anemia
Aplastik ?
4. Apa saja patofisiologi dari penyakit Anemia
Aplastik ?
5. Pemeriksaan penunjang apa saja yang
mendukung dalam penegakan diagnosa Anemia
Aplastik ?
6. Bagaimana
penatalaksanaan Anemia Aplastik ?
7. Bagaimana pencegahan Anemia Aplastik ?
1.3
TUJUAN
-
Tujuan
Umum :
Untuk
memenuhi salah satu tugas perkuliahan
-
Tujuan
Khusus :
1. Mengetahui Pengertian dari penyakit Anemia
Aplastik
2. Mengetahui Etioligi dari penyakit Anemia
Aplastik
3. Mengetahui Gejala klinik yang muncul dari
penyakit Anemia Aplastik
4. Mengetahui Patofisiologi dari penyakit Anemia
Aplastik
5. Mengetahui Pemeriksaan penunjang apa saja
yang mendukung dalam penegakan diagnosa Anemia Aplastik
6. Mengetahui Pengobatan penyakit Anemia
Aplastik
7. Mengetahui Pencegahan dari penyakit Anemia
Aplastik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Anemia aplastik
merupakan suatu pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia
aplastik didapat (Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow
aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif.
Anemia aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis
congenital, dan sering berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan
pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan
sum-sum pada orang dewasa yang terlihat normal. Anemia aplastik didapat
seringkali bermanifestasi yang khas, dengan onset hitung darah yang rendah
secara mendadak pada dewasa muda yang terlihat normal; hepatitis seronegatif
atau pemberian obat yang salah dapat pula mendahului onset ini. Diagnosis pada
keadaan seperti ini tidak sulit. Biasanya penurunan hitung darah moderat atau
tidak lengkap, akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia atau
dalam beberapa kombinasi tertentu.
2.2
ETIOLOGI
Penyebab anemia aplastik dibagi dua,
yaitu primer dan sekunder. Penyebab anemia primer adalah congenital (Fanconi’s
anemia) dan idiopatik acquired (67 %). Penyebab sekunder adalah bahan kimiawi,
narkoba, insectisid, ionizing radiasi, infeksi dan paroxysmal nocturnal
hemoglobin.
2.3
GEJALA
KLINIK
Gejala kilinik timbulnya biasanya
lambat laun. Gejala klinik yang menandakan
bahwa penderita menderita anemia aplastik ditandai dengan adanya:
1. Anemia
1. Anemia
2. Pendarahan gusi (Trombositopenia)
3. Mudah infeksi, khususnya dimulut (Granulositopenia)
4. Ecchymoses
5. Epistaxis
6. Lymphadenopathy dan Hepatosplenomegaly (jarang ditemukan)
3. Mudah infeksi, khususnya dimulut (Granulositopenia)
4. Ecchymoses
5. Epistaxis
6. Lymphadenopathy dan Hepatosplenomegaly (jarang ditemukan)
2.4
PATOFISIOLOGI
Dasar kelainan : gangguan / kerusakan yang
disebabkan oleh:
1. Stem cellpluripotensial
1. Stem cellpluripotensial
Dimana jumlah dan fungsinya menurun
sehingga dapat proliferasi dan diferensiasinya menurun.
2. Mikroenvironment (Marrow environment)
Dimana terdapat kelainan
mikrovaskuler dan kelainan faktor humoral serta terdapat kelainan pada bahan
penghambat pertumbuhan sel, sehingga jaringan sumsum tulang tidak mampu
bertumbuh dan berkembang.
2.5
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A.
Fisis
Pada pemeriksaan fisis didapatkan :
1. Pembesaran organ
2. Ikterus
3. Resistensi kapiler
4. Konjungtiva
5. Pembesaran kelenjar limfa
6. Nyeri tulang
7. Tanda – tanda infeksi
8. Pendarahan (ada atau tidak)
1. Pembesaran organ
2. Ikterus
3. Resistensi kapiler
4. Konjungtiva
5. Pembesaran kelenjar limfa
6. Nyeri tulang
7. Tanda – tanda infeksi
8. Pendarahan (ada atau tidak)
B. Laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium perlu diadakan pemeriksaan :
1. Pemerikasaan urin
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Hapusan darah tepi, dimana pada pemeriksaan ini tidak ada sel abnormal
4. Aspirasi sumsum tulang, dimana pada pemeriksaan ini ditemukan adanya hipoplasia, dengan hilangnya jaringan himopietik dan penggantian ol;eh lemak yang meliputi lebih dari 75 % sumsum tulang.
Pada pemerikasaan laboratorium perlu diadakan pemeriksaan :
1. Pemerikasaan urin
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Hapusan darah tepi, dimana pada pemeriksaan ini tidak ada sel abnormal
4. Aspirasi sumsum tulang, dimana pada pemeriksaan ini ditemukan adanya hipoplasia, dengan hilangnya jaringan himopietik dan penggantian ol;eh lemak yang meliputi lebih dari 75 % sumsum tulang.
C. Laboratorium
Gambaran radiology yang sering
ditemukan pada penderita anemia aplastik yaitu dengan abnormalitas skelet, yang
paling sering hipoplasia atau tidak adanya ibu jari dan anomaly pergelangan
tangan sisi radial.
50 % mengalami hipoplasia
25 % mengalami osteoporosis
25 % mengalami anomaly ginjal, ginjal yang atopik atau aplastik dan hoeseshoe kidney.
50 % mengalami hipoplasia
25 % mengalami osteoporosis
25 % mengalami anomaly ginjal, ginjal yang atopik atau aplastik dan hoeseshoe kidney.
2.6
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan yang dilakukan yaitu :
1. Hilangkan penyebab
2. Hindari trauma, terutama pada selaput lender dan kulit
3. Hindari infeksi.
4. Stimulasi sumsum tulang (Hemopoiesis) dimana hormone androgen mengalami testosterone dan oksimetolon
5. Melakukan transfuse darah seminimal mungkin, jika Hb 8 – 9 gr / dl
6. Mengganti stem cell yang rusak dengan cara mentransplantasi sumsum tulang
7. Tindakan lain, yaitu diberikan :
1. Hilangkan penyebab
2. Hindari trauma, terutama pada selaput lender dan kulit
3. Hindari infeksi.
4. Stimulasi sumsum tulang (Hemopoiesis) dimana hormone androgen mengalami testosterone dan oksimetolon
5. Melakukan transfuse darah seminimal mungkin, jika Hb 8 – 9 gr / dl
6. Mengganti stem cell yang rusak dengan cara mentransplantasi sumsum tulang
7. Tindakan lain, yaitu diberikan :
·
Kortikosteroid
dengan trombositopenia berat
·
Splenoktomi
dengan kasus resisten
·
Immunosupresif
dengan kausa immunologic
2.7
PENCEGAHAN
1. Primer, dimana dilakukan
konseling perkawinan dan pendidikan seks, penyuluhan serta perlindungan dari
karsinogen
2. Sekunder, dimana dilakukan
screening surveys (deteksi awal), serta untuk mengobati dan mencegah terjadinya
komplikasi
3.Tersier, dimana dilakukan
rehabilitasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 KASUS
Ny “ F “ usia 20 tahun mengalami
anemia aplastik,pasien sering pusing,mengalami penurunan kesadaran,pasien pucat
dan lemah,kadar Hb 6 gram %.
- Jelaskan WOC?
- Buat analisa data dan intervensi?
- Jelaskan pemeriksaan penunjang yang di lakukan?
3.2 POHON MASALAH (WOC)
3.3 ANALISA DATA dan INTERVENSI
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH KEPERAWATAN
|
1.
2.
3.
|
DS:-
DO:-Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.
DS:
DO:- Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.
DS:
DO:- Klien mengalami penurunan kesadaran
-Klien pucat dan Lemah.
-Kadar Hb 6gr%.
|
Perdarahan
Pucat
Ganggun perfusi jaringan
Demam
Cairan tubuh menurun
Gangguan cairan kurang dari kebuuhan.
Lemah
Menurunya aktivitas(Adl)
Intoleransi aktivitas
|
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan cairan kurang dari kebuuhan.
Intoleransi aktivias
|
INTERVENSI
TGL
|
DX KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dalam waktu 2x24 jam diharapkan gangguan perfusi jaringan dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
- Menunjukan perfusi adekuat
- Klien tidak mengalami perdarahan lagi.
- Klien tidak pucat lagi.
|
1. Kaji pengisian kapiler,warna kulit,memberan
mukosa,dan dasar kuku.
2.Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
3.Observasi dan catat tanda-anda vital dan
klainan yang muncul.
4.Kolaborasi dengan tim medis.
Berikan SDMdarah lengkap/packed.produk darah
sesuai indikasi
|
1.Keadekuatan perfusi jaringan membantu
menentukan kebutuhan intervensi.
2.Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
untuk kebutuhan seluer.
3.Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada
klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.
4.Meningkatkan jumlah sel pembawa
oksigen,memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.
|
TGL
|
DX KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
Gangguan cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan demam.
|
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dalam waktu 2x24 jam gangguan cairan kurang dari kebutuhan dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
- Menunjukan keseimbangan cairan.
- Klien tidak demam lagi.
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik.
|
1.Kaji peningkatan suhu/demam memanjang.
2.Kaji turgor kulit kelembapan memberan mukosa
3.Observasi dan catat tanda-anda vital dan
klainan yang muncul.
4.
|
1.Peningkatan suhu/memanjangnya demam
menigkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.
2.Mengetahui keadekuatan volume cairan.
3.Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada
klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.
4.
|
3.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
3.5 BAB IV
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Anemia aplastik merupakan suatu pansitopenia pada
hiposelularitas sum-sum tulang. Anemia aplastik didapat (Acquired qplastic anemia)
berbeda dengan iatrogenic marrow aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah
chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia aplastik dapat pula diturunkan :
anemia Fancani genetic dan dyskeratosis congenital, dan sering berkaitan dengan
anomaly fisik khas dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur yang lebih
muda, dapat pula berupa kegagalan sum-sum pada orang dewasa yang terlihat
normal
Penyebab anemia aplastik dibagi dua,
yaitu primer dan sekunder. Penyebab anemia primer adalah congenital (Fanconi’s
anemia) dan idiopatik acquired (67 %). Penyebab sekunder adalah bahan kimiawi,
narkoba, insectisid, ionizing radiasi, infeksi dan paroxysmal nocturnal
hemoglobin.
Penyakit anemia aplastik dapat
dicegah dengan beberapa cara, yaitu:
1. Primer, dimana dilakukan
konseling perkawinan dan pendidikan seks, penyuluhan serta perlindungan dari
karsinogen
2. Sekunder, dimana dilakukan
screening surveys (deteksi awal), serta untuk mengobati dan mencegah terjadinya
komplikasi
3.Tersier, dimana dilakukan
rehabilitasi
3.2
SARAN
Penulis menyarankan
agar pembaca lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ANEMIA APLASTIK dan dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tentang penyakit ANEMIA
APLASTIK.
DAFTAR PUSTAKA