MAKALAH
PROSEDUR MEMASANG, MELEPAS,
MERAWAT, DAN IRIGASI KATETER
oleh :
M. AINUR ROHIM
NIM 073 100 110
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MULIA
PARE – KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
Dengan ini kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberinya rahmat dan
hidayahNya sehingga tugas makalah kami ini yang berjudul “Prosedur Memasang,
Melepas, Merawat, Dan Irigasi Kateter“ bisa terselesaikan dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan
tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah
kebutuhan dasar manusia tentang kateterisasi, juga untuk menambah wawasan kami
dalam ilmu pengetahuan terutama di bidang mobilisasi.
Penulis menyadari
bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangannya atau karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Pare, 28 April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ........ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ........ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ........ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1
Latar belakang...................................................................................... ........ 1
1.2
Rumusan masalan................................................................................. ........ 1
1.3
Tujuan................................................................................................... ........ 1
1.4
Manfaat................................................................................................ ........ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Prosedur Memasang
Kateter................................................................. 2
2.2 Prosedur Melepas Kateter..................................................................... 4
2.3 Prosedur Perawatan
Kateter.................................................................. 5
2.4
Prosedur Irigasi Kateter......................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... ........ 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Katerisasi merupakan suatu prosedur yang penting yang
biasanya didelegasikan kepada staf yang paling muda. Jika tidak dikerjakan
dengan hati-hati (gentle) dan trampil mungkin akan merusak dan menimbulkan
striktur (penyempitan) uretra.
- Pada masa ROMAWI PURBA digunakan kateter yang terbuat dari
perunggu.
- CELSUS mempunyai satu set kateter dengan lima ukuran yang
berbeda,tiga untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, yang untuk lelaki
mempunyai 2 lengkung, lihat gambar.
- ORIBASIUS (325 – 403AD) menggunakan kateter terbuat
dari kertas, hampir menyerupai sedotan jerami untuk minum.
- ABULCASIS (936-1013M) kateter terbuat dari perak.
- DESNOS (1914M) kateter perak yang keras digunakan
sepanjang masa pertengahan, lihat gambar dan sampai waktu baru-baru ini.
Kateter itu berbentuk lurus untuk wanita dan melengkung seperti uretra untuk
pria, ujungnya bundar dan ujung lainnya sering punya 2 bengkokan atau loop yang
melekat padanya yang digunakan untuk mengikatkan kateter pada kantong kemih.
- Kateter yang lentur terbuat dari karet elastis
digunakan pada abad ke 18.
- Folley 1937 menggunakan kateter tetap dalam kantong
kemih, dan ini merupakan kateter yang ideal.
1.2
Rumusan masalan
1.
Bagaimana prosedur memasangan
kateter ?
2.
Bagaimana prosedur melepas
kateter ?
3.
Bagaimana cara perawatan
kateter ?
4.
Bagaimana prosedur irigasi
kateter ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui bagaimana prosedur
memasangan kateter
2.
Mengetahui bagaimana prosedur
melepas kateter
3.
Mengetahui bagaimana cara
perawatan kateter
4.
Mengetahui bagaimana prosedur
irigasi kateter
1.4
Manfaat
Untuk menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur
Memasang Kateter
- Definisi
1)
Kateter adalah pipa untuk
memasukkan atau mengeluarkan cairan
2)
Kateter terutama terbuat dari
bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
3)
Kandung kemih adalah sebuah
kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang be rubah-ubah jumlahnya
yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
4)
Kateterisasi kandung kemih
adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk
mengeluarkan air seni atau urine.
B.
Tujuan
1)
Untuk segera mengatasi distensi
kandung kemih
2)
Untuk pengumpulan spesimen
urine
3)
Untuk mengukur residu urine
setelah miksi di dalam kandung kemih
4)
Untuk mengosongkan kandung
kemih sebelum dan selama pembedahan
C.
Prosedur
SARANA DAN PERSIAPAN
1)
Alat
a)Tromol steril berisi
b)
Gass steril
c)
Deppers steril
d)
Handscoen
e)
Cucing
f)
Neirbecken
g)
Pinset anatomis
h)
Doek
i)
Kateter steril sesuai ukuran
yang dibutuhkan
j)
Tempat spesimen urine jika
diperlukan
k)
Urobag
l)
Perlak dan pengalasnya
m)
Disposable spuit
n)
Selimut
2)
Obat
a)
Aquadest
b)
Bethadine
c)
Alkohol 70 %
3)
Petugas
a)
Pengetahuan dasar tentang
anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan
preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b)
Cukup ketrampilan dan
berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c)
Usahakan jangan sampai menyinggung
perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan
berhati-hati
d)
Diharapkan penderita telah
menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan
4)
Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu
tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan
menandatangani informed consent
5)
PENATALAKSANAAN
a)
Menyiapkan
penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita
dengan posisi dorsal recumbent
b)
Aturlah
cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
c)
Siapkan
deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
d)
Kenakan
handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
e)
Mengambil
deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan desinfektan
f) Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
1)
Pada penderita laki-laki :
Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk
meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan .
desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal,
diulang 5 kali atau sampai bersih. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang
penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
2)
Pada penderita wanita : Jari
tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ),
meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 5 kali . deppers
terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan
penampakan meatus urethra.
g)
Lumuri
kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita
laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki
gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena
urethra berbelit-belit.
h) Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan
dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
1)
Untuk penderita laki-laki :
Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil
membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan
memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik
nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti
sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi
+/- 3 cm.
2)
Untuk penderita wanita : Jari
tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter
pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran
pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken
di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine
keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
i)
Mengambil
spesimen urine kalau perlu
j)
Mengembangkan
balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label
spesifikasi kateter yang dipakai
k)
Memfiksasi
kateter :
1)
Pada
penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
2)
Pada
penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
l)
Menempatkan
urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
m) Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada
status penderita yang meliputi :
1)
Hari tanggal dan jam pemasangan
kateter
2)
Tipe dan ukuran kateter yang
digunakan
3)
Jumlah, warna, bau urine dan
kelainan-kelainan lain yang ditemukan
4)
Nama terang dan tanda tangan
pemasang
D.
Komplikasi pemasangan kateter
1)
Bila pemasangan dilakukan tidak
hati-hati bisa menyebabkan luka dan perdarahan uretra yang berakhir dengan
striktur uretra seumur hidup
2)
Balon yang dikembangkan sebelum
memasuki buli-buli juga dapat menimbulkan luka pada uretra. Karenanya, balon
dikembangkan bila yakin balon akan mengembnag dalam buli-buli dengan mendorong
kateter sampai ke pangkalnya
3)
Infeksi uretra dan buli-buli
4)
Nekrosis uretra bila ukuran
kateter terlalu besar atau fiksasi yang keliru
5)
Merupakan inti pembentukan batu
buli-buli
6)
Pada penderita tidak sadar,
kateter dengan balon terkembang bisa dicabut yang berkibat perdarahan dan
melukai uretra
7)
Kateter tidak bisa dicabut
karena saluran pengembang balon tersumbat
2.2 Prosedur
Melepas Kateter
- Definisi
Melepas drainage urine pada
pasien yang dipasang kateter
- Tujuan
Melepas pasien BAK normal tanpa menggunakan kateter
- Persiapan
1)
Sarung tangan
2)
Pinset
3)
Spuit
4)
Betadin
5)
Bengkok 2 buah
6)
Plester
7)
Bensin
8)
Lidi waten Bengkok 2 buah
9)
Plester
10) Bensin/alkohol
11) Lidi waten
- Prosedur
1)
Memberitahu pasien
2)
Mendekatkan alat
3)
Memasang sampiran
4)
Mencuci tangan
5)
Membuka plester dengan bensin.
6)
Memakai sarung tangan
7)
Mengeluarkan isi balon kateter
dengan spuit
8)
Menarik
kateter dan anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang, kemudian letakkan
kateter pada bengkok.
9)
Olesi
area preputium (meatus uretra) dengan betadin/cairan desinfektan
10) Membereskan alat
11) Melepaskan sarung tangan
12) Mencuci tangan
13) Mendokumentasikan
2.3 Prosedur
Perawatan Kateter
- Definisi
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan
dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan
selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter
- Tujuan:
1)
Menjaga kebersihan saluran
kencing
2)
Mempertahankan kepatenan
(fiksasi) kateter
3)
Mencegah terjadinya infeksi
4)
Mengendalikan infeksi
- Persiapan alat dan bahan:
1)
Sarung tangan steril
2)
Pengalas
3)
Bengkok
4)
Lidi waten steril
5)
Kapas steril
6)
Antiseptic (Bethadin)
7)
Aquadest / air hangat
8)
Korentang
9)
Plester
10) Gunting
11) Bensin/alkohol
12) Pinset
13) Kantung sampah
- Pelaksanaan:
1)
Siapkan alat dan bahan
2)
Beritahu pasien maksud dan
tujuan tindakan
3)
Dekatkan alat dan bahan yang
sudah disiapkan
4)
Pasang tirai, gorden yang ada
5)
Cuci tangan
6)
Oles bensin pada plester dan
buka dengan pinset
7)
Buka balutan pada kateter
8)
Pakai sarung tangan steril
9)
Perhatikan kebersihan dan
tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter
10) Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah
dibasahi dengan aquadest / air hangat dengan arah menjauhi uretra
11) Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi waten + bethadin dengan
arah menjauhi uretra
12) Balut ujung penis dan kateter dengan kasa steril kemudian plester
13) Posisikan kateter ke arah perut dan plester
14) Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien
15) Kembalikan alat ke tempatnya
16) Cuci tangan
17) Dokumentasikan tindakan
Kateter merupakan benda asing pada uretra dan
buli-buli, bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan komplikasi serius.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk merawat kateter menetap :
A.
Banyak minum, urin cukup
sehingga tidak terjadi kotoran yang bisa mengendap dalam kateter
B.
Mengosongkan urine bag secara
teratur
C.
Tidak mengangkat urine bag
lebih tinggi dari tubuh penderita agar urin tidak mengalir kembali ke buli-buli
D.
Membersihkan darah, nanah,
sekret periuretra dan mengolesi kateter dengan antiseptik secara berkala
E.
Ganti kateter paling tidak 2
minggu sekali
2.4 Prosedur Irigasi Kateter
A. Definisi
Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk
mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang
diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di
dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine
tetap berada di tempatnya
B. Tuuuan
1) Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
2) Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan
kateter urine, misalnya oleh darah dan pus
3) Untuk membersihkan kandung kemih
4) Untuk mengobati infeksi lokal
C. Perencanaan
1) cuci tangan
2) siapkan alat : sarung tangan bersih, larutan irigasi steril, selang
irigasi, klem, tiang infus, swab antiseptic, dan alas
D.
Implementasi
1) identifikasi klien
2) jelaskan prosedur dan tujuan kepada klien
3) cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4) pasang sampiran dan atur pencahayaan
5) kaji abdomen bagian bawah untuk melihat adanya distensi
6) atur posisi klien , misal dorsal recumbent untuk wanita bila mampu,
jika tidak posisi supine
7) pasang alas dibawah kateter
8) keluarkan urin dari urin bag ke dalam wadah
9) dengan menggunakan teknik a septic masukan ujung selang irigasi ke
dalam larutan irigasi
10) tutup klem pada selang dan gantung larutan irigasi pada tiang infus
11) buka klem dan biarkan larutan mengalir melalui selang, pertahankan
ujung selang tetap steril,tutup klem
12) disinfeksi porta irigasi pada kateter berlumen tiga dan sambungkan
ke selang irigasi
13) pastikan kantung drainase dan selang terhubung kuat ke pintu masuk
drainase pada kateter berlumen tiga
14) kateter tertutup continues intermitten : buka klem irigasi dan
biarkan cairan yang di programkan mengalir memasuki kandung kemih (100ml adalah
jumlah yang normal pada orang dewasa) . tutup selang irigasi selama 20-30 menit
dan kemudian buka klem selang drainase
15) kateter tertutup continues :
hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20 tetes/menit, fast rate 20-40rate/menit) dan periksa volume drainase di dalam kantung drainase. pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari lekukan selang
hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20 tetes/menit, fast rate 20-40rate/menit) dan periksa volume drainase di dalam kantung drainase. pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari lekukan selang
16) buka sarung tangan dan atur posisi nyaman klien
17) bereskan semua perlatan dan cuci tangan id air mengalir
E.
Evaluasi
1)
kaji respon pasien terhadap
prosedur
2)
jumlah dan kualitas drainase
3)
catat jumlah irigasi yang
digunakan intake dan output
F.
Dokumentasi
1)
catat tanggal dan waktu
pemberian irigasi
2)
catat jumlah intake dan output
drainase
3)
catat keluhan pasien jika ada
4)
nama perawat dan tanda tangan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan
cairan
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik,
metal, woven silk dan silikon
Melepas kateter adalah Melepas
drainage urine pada pasien yang dipasang kateter
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan
dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan
selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter
Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk
mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang
diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di
dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine
tetap berada di tempatnya
DAFTAR
PUSTAKA
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemasangan-kateter-kandung.html
http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/kateterisasi-uretra/
http://www.fkunissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7:katerisasi&catid=1:latest-news
http://blog.ilmukeperawatan.com/cara-perawatan-kateter.html
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/melepas-kateter.html
http://newdinala.blogspot.com/2010/03/prosedur-pelaksanaan-irigasi-kandung.html
http://linrin.blogspot.com/2009/12/irigasi-kandung-kemih.html