Sabtu, 22 Juni 2013

ketidakseimbangan magnesium



KETIDAKSEIMBANGAN MAGNESIUM


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.........................................................................................      i
KATA PENGANTAR......................................................................................     ii
DAFTAR ISI......................................................................................................    iii

BAB    I    PENDAHULUAN...........................................................................      
1.1        Latar Belakang .........................................................................     1
1.2        Rumusan Masalah.....................................................................     1
1.3        Tujuan.......................................................................................     1
1.4        Manfaat ....................................................................................     2

BAB   II    TINJAUAN PUSTAKA.................................................................      
2.1        Pengertian magnesium..............................................................     3
2.2        Penggolongan magnesium........................................................     3
2.3        Fungsi magnesium....................................................................     8
2.4        Penyakit atau permasalahan kesehatan yang dapat dibantu dengan pemberian suplementasi magnesium ...............................................................................     9  
2.5        Sumber magnesium...................................................................   13
BAB  III   PENUTUP .............................................................................................
3.1    Kesimpulan................................................................................   15
3.2    Saran..........................................................................................   15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................   16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Diperkirakan, 200 juta wanita di dunia mengalami kehamilan setiap tahunnya. Setiap menit, satu orang dari wanita tersebut mengalami  eclampsia  atau meninggal dunia saat melahirkan. Hampir dipastikan para ibu yang meninggal ketika melahirkan tersebut mengalami defisiensi magnesium dalam tubuhnya.   penyakit  pre-eclampsia  dan  eclampsia  yang menyebabkan kematian selama kehamilan di Inggris, Amerika, dan Eropa Utara disebabkan oleh makanan harian yang kaya kalsium tapi miskin magnesium. Akibatnya, komposisi jumlahnya tidak memenuhi rasio Ca/Mg yang disarankan, yaitu 2:1. Selain gangguan pada ibu melahirkan, defisiensi magnesium juga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pusat saraf yang memicu munculnya beberapa penyakit.

1.2        Rumusan Masalah
1.2.1        Apa pengertian dari magnesium ?
1.2.2        Bagaimana penggolongan magnesium ?
1.2.3        Apa saja fungsi magnesium ?
1.2.4        Penyakit apa saja yang dapat di bantu dengan magnesium ?
1.2.5        Dimana sumber magnesium ?

1.3        Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian magnesium.
1.3.2        Untuk mengetahui tentang penggolongan magnesium.
1.3.3        Untuk mengetahui fungsi magnesium.
1.3.4        Untuk mengetahuipenyakit apa saja yang dapat dibantu dengan magnesium.
1.3.5        Untuk mengetahui sumber magnesium.




1.4        Manfaat
1.4.1        Manfaat bagi institusi
Makalah ini dapat bermanfaat atau berguna sebagai pembaharuan buku-buku diperpustakaan STIKes ”Bhakti Mulia” Pare-Kediri.
1.4.2        Manfaat bagi penulis
Untuk menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang ketidakseimbangan magnesium.
1.4.3        Manfaat bagi pembaca
Untuk memberikan tambahan pengetahuan seputar masalah ketidakseimbangan magnesium.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1        Pengertian
Magnesium (Mg2+) merupakan ion kedua bersama Na yang menjaga tekanan intrasel tubuh. Mg2+ dijumpai dalam 2 bentuk pada tubuh, bebas dan berikatan/senyawa. Lebih dari setengahnya (55%) berbentuk bebas, 33% bersenyawa dengan albumin dan sisanya yang 12% bersenyawa dengan fosfat, sitrat atau komponen lainnya.
Serum normal Mg2+ adalah 1.5 – 2.3 mEq/L (0.75 to 1.0 mmol/L) atau 1.8 – 2.6 mg/dL. Magnesim terdapat dalam hampir di seluruh cairan tubuh, sehingga kehilangan cairan tubuh menyebabkan kehilangan magnesium. Yang terpenting ialah dalam succus entericus, empedu dan getah lambung.
Kira-kira 1 – 1,5% mg2 tubuh total terdapat dalam cairan ekstra seluler, 67% didalam tulang dan 31% didalam sel. Keperluan sehari-hari antara 18-33 mEq, sedangkan makanan kita rata-rata memberikan 25 mEq/hari.
Mg2+ dapat melewati saringan glomerulus dan diserap kembali oleh tubulus. Faktor-faktor yang mengendalikan konsentrasi Mg2+ plasma belum diketahui dengan baik. Baik hormon paratiroid maupun kortikosteroid ikut ambil bagian dalam pengaturan ini.
Mg2+ berperan penting pada sistem enzim (sebagai lebih dari 300 ko-faktor enzim), berperan pada pembentukan ATP, pompa Na-K dan metabolisme karbohidrat, lemak, asam amino dan protein. Dan bersama dengan Kalsium menjaga sistem neuromuskular. Mg2+ ikut juga berperan pada fungsi jantung (koreksi disritmia dan meminimalisasi efek toksik dari beberapa obat jantung).

2.2        Penggolongan Magnesium
2.2.1        Hypomagnesemia
Merupakan keadaan yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ dibawah 1,5 mEq/L. Selain itu, ekskresi Mg2+ dalam urin 24 jam yang kurang dari 1 mEq/L merupakan tanda defisiansi.
Kekurangan Mg2+ mungkin ada atau berkembang dengan konsentrasi Mg2+ plasma yang normal atau sedikit tinggi. Berbagai keadaan penting yang menyebabkanya ialah:
1.      Keto asidosis diabetik. Dalam keadaan ini, kira-kira 2/3 dari kasus menunjukkan peningkatan konsentrasi Mg2+ plasma. Meskipun begitu, secara seluruh penderita dengan keto asidosis yang berat kekurangan Mg2+. Bila tidak terdapat Mg2+ dalam pengobatan yang diberikan dalam 12 jam pertama, konsentrasi Mg2+ plasma turun, dan pernah di laporkan sampai 0,66 mEq/L. Jadi jelas, cukup kuat alasan untuk memasukkan juga Mg2+ sebanyak 4-6 mEq/L dalam cairan yang diberikan,bahkan meskipun konsentrasi Mg2+ plasma sedikit lebih dari normal.
2.      Pada tahap-tahap tertentu dari alkoholisme
3.      Dalam keadaan uremia
4.      Dalam keadaan hiperparatiroidisme primer
5.      Pada para penderita obesitas yang melakukan diet rendah kalori, protein, dan cairan
Dalam keadaan-keadaan yang jarang, konsentrasi Mg2+ plasma yang rendah tanpa kekurangan Mg2+ tubuh total yang jelas mungkin terjadi. Keadaan ini terutama dijumpai pada:
1.      Sesudah pembedahan adenoma paratiroid
2.      Pada diabetus melitus
Etiologi
1.      Alkoholisme akut dan kronik. Alkoholisme akut menyebabkan bertambahnya kehilangan magnesium melalui urin. Pada alkoholisme kronis, masukan yang kurang mungkin sekali merupakan penyebab.
2.      Penyakit kronis dengan pemberian cairan pareteral yang lamadan masukan magnesium yang rendah. Pada subjek eksperimental dengan diet magnesium yang rendah, hipomagnesemia tampak pada hari ketujuh
3.      Penyakit ginjal. Hipomagnesemia terjadi khususnya pada glomerulonefritis dan pielonefritis sebelum terjadi azetemia yang akut. Pada tahap penyakit yang dini magnesium terbuang melalui urin. Pada tahap akhir dari penyakit ginjal, ekskresi sangat sedikit dan keadaan ini dapat menyebabkan hipermagnesemia
4.      Penyakit tubulus ginjal yang akut selama tahap diuresis
5.      Diare kronis, terutama bila ada steatore. Magnesium melalui tinja, sedangkan absobsi magnesium sangat buruk
6.      Fistula empedu yang kronis dan pengisapan cairan lambung melalui pipa nasogastrik, tanpa penggantian yang sesuai.
7.      Terapi diuretik, terutama tiazida atau senyawa-senyawa merkuri. Pada para penderita penyakit jantung, rendahnya magnesium plasma memperberat keracunan digitalis
8.      Pankreatitis akut. Magnesium mengendap didaerah yang mengalami peradangan sebagai sabun-sabun magnesium yang tidak larut
9.      Mengalami kelaparan yang lama

Gejala dan tanda
Neurologis. Penurunan magnesium plasma meningkatkan iritabilitas jaringan saraf, yang dapat berwujud kejang-kejang, disorientasi
Kardiovaskuler, pada kasus dalam tahap dini, EKG dapat memperlihatkan pemanjangan gelombang T dengan interval Q-T yang normal. Bila kekurangan berkepanjangan maka interval P-R mungkin memanjang, kompleks QRS melebar, gelombang T berubah secara tidak khas dengan depresi segmen S-T.
Pencegahan
Masukan magnesium yang sesuai haruslah merupakan sebagian pengobatan, sebagai cara untuk mencegah hipomagnesemiadalam situasi pengobatanseperti berikut:
1.      Selama pemberian cairan pareteral. Seorang penderita yang mendapat cairan pareteral dan tidak mengalami kehilangan cairan melalui saluran cerna harus mendapat magnesium sebanyak 15-20 mEq/hari. Ini paling baik dicapai dengan menambahkan sebanyak 5 mEq/L kedalam cairan yang diberikan jangka waktu yang panjang tadi
2.      Pada penggunaan diuretik, terutama jenis furosemid dan tiazida, maka pencegahan hipomagnesemia terutama sangat penting  bila penderita mendapat pengobatan digitalis atau glikosida jantung yang lain, karena hipomagnesemia memperberat gejala keracunan digitalis
3.      Dalam pengobatan diabetus melitus yang dipersulit oleh ketoasidosis atau hiperkalemia
4.      Dalam pengobatan penyakit-penyakit neoplastik yang menggunakan cisplatinum

Pengobatan
                        Prinsip
1.      Pertanda kekurangan magnesium yang pasti harus ada sebelum magnesium diberikan pada penderita dengan olguria atau anuria
2.      Reflex-refleks tendon harus selalu di pantau selama pengobatan intravena. Reflex hilang pada konsentrasi 5,5-6 mEq/L, sedangkan interval P-R memanjang pada konsentrasi 6,5-7 mEq/L
3.      Hangat dan merah pada wajah, atau adanya keringat yang jelas menyertai pemberian yang cepat.
4.      Sebagian besar penderita yang memerlukan pengobatan Mg2+ juga memerlukan K+ dan mungkin juga PO4. Pada alkoholisme, diperlukan Ca2+ dan PO4
5.      Pengobatan yang diberikan tidak usah ketat, kecuali bila konsentrasi magnesium plasma < 1 mEq/L. tersedia tiga jalan dalam memberikan pengobatan
1.      Melalui mulut. Bila tidak ada gangguan penyerapan, cara ini haruslah pertama kali pada kasus sedang. Magnesium dalam makanan dapat dilengkapi dengan memberikan MgSO4.7H2O sebanyak 2g yang setara dengan 16,3 mEq, 3X1
2.      Secara intra muskuler. 2 gram mgso4 dalam larutan ( 4ml larutan 50% ) dapat diberikan sampai 4 kali sehari selama 3-5 hari
3.      Secara intra vena. 1 liter larutan dekstrosa 5% ( D5%) yang mengandung mgso4 sebanyak 160 mEq/ L dapat diberikan secara intra vena dalam jangka waktu 2-4 jam. Larutan ini adalah larutan mgso4 1% dan di buat dengan menambahkan 20 ml larutan mgso4 50% kedalam 1 liter larutan dekkstrosa 5% dalam air. Pemberian mg dengan cara ini hanyalah boleh diberikan pada kasus-kasus yang parah dan diag nosis sudah pasti.
2.2.2        Hypermagnesemia
Merupakan keadaan yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ lebih dari 2,5 mEq/L.
Gejala dan tanda
Neurologis. Kenaikan kadar mg2+ menekan fungsi susunan saraf. Pada konsentrasi 5-7 mEq/L terjadi rasa ngantuk ; sekitar konsentrasi 10 mEq/L menekan pernapasan : pada konsentrasi 10-15 mEq/L terjadi koma dan antara 15-20 mEq/L terjadi kematian karena henti jantung
Lain-lain. Ada kecenderungan hipotensi disebabkan oleh vasodilatasi yang terjadi pada konsentrasi sekitar 5 mEq/L. EKG mungkin menunjukkan perpanjangan interval P-R dan perpanjangan kompleks ventrikel. Juga mungkin terjadi mual dan muntah
Pencegahan
Hindari pemakaian obat-obatan yang mengandung magnesium pada para penderita payah ginjal. Garam-garam mg sangat luas dipakai dalam berbagai antasida, sehingga baik dokter maupun penderita hendaklah memperhatikan susunan obat-obat ini sebelum menggunakanya. Mgso4, baik dalam bentuk pemakaian melalui mulut maupun dalam bentuk enema, sekali-kali jangan diberikan pada penderita azotenia.
Pengobatan
1.      Bila penderita berada dalam tahap akhir penyakit ginjal, mungkin sekali diperlukan terapi dengan menggunakan ginjal buatan/dialisis peritonium.
2.      Akibat depresif dari peningkatan konsentrasi mg2+ plsma dapat dilawan dengan pemberian garam-garam kalsium secara intravena.
3.      Bila ada penekanan pusat pernapasan, lakukanlah pernpasan buatan sampai cara-cara lain untuk menurunkan konsentrasi mg2+ plasma dapat dilakukan.

2.3  Fungsi Magnesium
Magnesium merupakan salah satu nutrien paling penting untuk kesehatan jantung. Tugas utama magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi. Fungsi ini berlawanan dengan fungsi mineral kalsium yang membuat jantung berkontraksi. Kerja duet dari magnesium dan kalsium inilah yang berguna untuk mempertahankan irama jantung tetap normal dengan relaksasi dan kontraksi otot jantung. Selain itu, magnesium juga memiliki fungsi sebagai pemblokir jalur kalsium alami dalam tubuh sehingga dapat mencegah kalsium yang tidak diserap tubuh agar tidak menggumpal, menumpuk, dan menyumbat arteri sehingga meningkatkan risiko serangan jantung. Magnesium juga diperlukan untuk metabolisme kalsium yang sesuai. Kekurangan magnesium menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme yang berperan terhadap serangan jantung. Magnesium dapat digunakan sebagai suplemen untuk membantu pengobatan penyakit jantung koroner karena memiliki efek membantu dalam melebarkan arteri koroner, memperbaiki aliran darah ke jantung, meningkatkan kolesterol baik (HDL), mencegah penggumpalan trombosit, mengatur kontraksi dan relaksasi otot jantung, serta menstabilkan irama jantung.

2.4        Penyakit atau permasalahan kesehatan yang dapat dibantu dengan pemberian suplementasi magnesium
Kelompok  DASH (The Dietary Approaches to Stop Hypertension)  telah melakukan berbagai percobaan yang menyimpulkan bahwa mengonsumsi magnesium dalam jumlah tinggi dapat menurunkan tekanan darah.
Penderita diabetes harus mempertahankan batas magnesium yang cukup dalam darahnya karena mineral magnesium berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme karbohidrat. Mineral ini juga berpengaruh terhadap pelepasan dan aktivitas insulin yang berfungsi sebagai pengontrol kadar gula darah.
Diperkirakan, 1 % manusia di bawah usia 60 tahun dan 5— 10% di atas 65 tahun memiliki detak jantung lebih dari 100 kali permenit (normalnya 60—100 kali per menit). Magnesium yang bekerja sama dengan kalium akan membantu pengontrolan kecepatan dan ketidakteraturan detak jantung tersebut. Oleh sebab fungsi magnesium langsung berhubungan dengan sistem pusat saraf dan pembuluh darah maka semua penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan saraf dapat dibantu dengan mengonsumsi magnesium dalam jumlah cukup.
Penyakit ini berhubungan langsung dengan kandungan kalsium dan magnesium. Peningkatan kalsium dan penurunan magnesium serta peningkatan rasio Ca/Mg berkaitan erat dengan berkembangnya aterosklerosis yang berperan dalam timbulnya penyakit hipertensi. Dengan menjaga rasio Ca/Mg ideal sebesar 2:1 melalui asupan suplementasi tanah liat yang mengandung magnesium tinggi, maka seseorang bisa terhindar dari penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Serangan penyakit ditandai dengan serangan sesak napas berulang disertai dengan napas yang berbunyi karena kejang otot-otot polos ranting-ranting tenggorokan. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara asma dengan defisiensi magnesium. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obat yang digunakan untuk terapi asma telah menyebabkan kehilangan magnesium. Pemberian suplementasi magnesium terbukti dapat memperbaiki saluran pernafasan dan sangat ampuh dalam pengobatan darurat asma.
Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat yang terjadi karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf secara berulang dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, dan mental disertai atau tanpa kejang-kejang. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada kondisi ayan, ada defisiensi magnesium di dalam darah pasien. Pemberian suplementasi magnesium dosis tinggi (450 mg) dapat mengatasi ayan dalam waktu singkat.
Gangguan ini ditunjukkan dengan pikiran dan perilaku seseorang yang cenderung terarah kepada diri sendiri dan tidak dapat diperbaiki melalui penyuluhan oleh orang lain, sudah terputus dari realitas sehingga khayalan dirasa sebagai kejadian sesungguhnya. Uji klinis yang dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan bahwa kondisi autisme dapat diperbaiki dengan terapi pemberian vitamin B6 dosis tinggi (300—500 mg per hari). Tetapi terapi ini menimbulkan defisiensi nutrien lain yang berakibat pasien mengalami mati rasa dan gatal-gatal. Pemberian suplementasi magnesium terbukti dapat menghilangkan efek samping tersebut.
Dalam istilah kedokteran, kelainan ini disebut  Attention Defisit Hyperactivity Disorder (ADHD)  yang banyak terjadi pada anak-anak. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa anak-anak penderita ADHD mengalami defisiensi dalam banyak mineral, paling sering magnesium, seng, dan besi. Suolementasi magnesium secara signifikan dapat menurunkan gejala-gejala hiperaktivitas pada anak-anak tersebut.
Salah satu penyebab utama penyakit ini adalah tingginya asupan kalsium yang tidak diimbangi dengan asupan magnesium sehingga rasio Ca/Mg jauh lebih tinggi dari rasio anjuran yang sekitar 2:1. Ada korelasi positif antara tingginya rasio Ca/Mg dengan tingginya prevalensi batu ginjal. Untuk menyeimbangkan rasio Ca/Mg, kita dapat mengonsumsi suplementasi tanah liat.
Sindrom ini disebabkan karena adanya defisiensi magnesium yang dtunjukkan dengan gejala-gejala seperti pusing, kram, diare atau konstipasi, jerawat, insomnia, cemas, dan kelelahan. Suplementasi magnesium dapat membantu relaksasi kontraksi otot sehingga dapat meringankan atau menghilangkan gejaia-gejala PMS.
Kecanduan ini disebabkan karena defisiensi magnesium. Hal tersebut sudah diteliti sejak tahun 1960-an. Pecandu alkohol umumnya mengalami defisiensi nutrisi karena mereka mendapatkan energi yang mereka perlukan terutama dari minuman yang rendah nutrisi kecuali alkohol, air dan karbohidrat. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga memicu pembuangan magnesium melalui urin. Hal ini berakibat timbulnya berbagai macam penyakit atau memperparah penyakit yang telah ada.
Kelelahan terjadi akibat rendahnya energi, terutama disebabkan oleh rendahnya kadar magnesium dalam tubuh. Magnesium memegang peranan kunci dalam proses produksi energi di dalam setiap sel dan level energi secara keseluruhan. Ketika kadar magnesium rendah, produksi energi terhambat sehingga berakibat timbulnya kelelahan dan lemas. Suplementasi magnesium secara signifikan dapat mengembalikan tingkat energi yang diperlukan dalam aktivitas normal.
Penyakit ini ditunjukkan dengan keroposnya tulang karena kehilangan mineral. Osteoporosis terutama terjadi pada wanita usia lanjut. Defisiensi magnesium seringkali ditemukan pada pasien osteoporosis. Suplementasi magnesium telah terbukti dapat mencegah dan mengobati osteoporosis. Dalam hal ini fungsi magnesium adalah membantu tubuh dalam metabolisme kalsium dan mengubah asupan vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Studi klinis yang dilakukan terhadap sekelompok wanita menopause selama 2 tahun menunjukkan bahwa pemberian Suplementasi magnesium dapat mencegah terjadinya retak tulang dan secara signifikan dapat meningkatkan kerapatan tulang.
Kondisi ini disebabkan tegangnya sistem saraf dan terganggunya sistem transmisi saraf yang membantu untuk mengawali tidur. Magnesium dan kalsium adalah mineral yang digunakan dalam pergerakan setiap otot, sehingga konsumsi keduanya dapat mengendorkan otot-otot syaraf tersebut dan menstimulasi senyawa-senyawa kimia otak yang berkaitan dengan tidur sehingga dapat membantu penderita insomnia untuk tidur.
Kondisi ini disebabkan defisiensi magnesium. Tidak seimbangnya fungsi kalsium dan magnesium dalam kontraksi-relaksasi otot sehingga berakibat timbulnya keram otot. Suplementasi magnesium dapat mengoreksi ketidakseimbangan tersebut sekaligus dapat menghilangkan keram otot.
Depresi merupakan kondisi perasaan tidak senang dan putus asa berkelanjutan. Penyebab depresi bisa banyak hal, misalnya kejadian-kejadian menegangkan, ketidakseimbangan hormon, dan kelainan biokimia. Pasien depresi umumnya mengalami defisiensi magnesium sehingga suplementasi magnesium dapat membantu mengurangi atau menghilangkan depresi.
Ketidakseimbangan magnesium pada pre-menstruation syndrome ( pms ), terdajadi pada pms type D.
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Untuk mengatasi PMS , biasanya diberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan.
Magnesium pada tahap awal CRF adalah normal, tetapi pada ggk menurun secara progresif dalam ekskresi urine menyebabkan akumulasi. Kombinasi penurunan ekskresi dan intake yang berlebihan mengakibatkan henti napas dan jantung.

2.5        Sumber Magnesium
Hampir seluruh kebutuhan magnesium kita berasal dari tumbuh-tumbuhan, meskipun beberapa makanan laut mengandung magnesium yang cukup. Magnesium yang merupakan atom pusat dari struktur klorofil sangat penting bagi tanaman dalam melakukan fotosintesis. Oleh sebab itu, sayuran berdaun hijau gelap merupakan sumber magnesium yang terbaik. Hampir semua jenis kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang polong merupakan sumber magnesium yang baik. Produk kedelai (terutama yang terfermentasi), kacang almond, kacang Brazil, kacang mete, dan kemiri adalah contoh makanan lain yang mengandung magnesium.
Makanan yang kaya akan magnesium lainnya adalah suplemen mineral trace (atau suplemen dari Sari Air Laut) dan garam laut asli. Garam meja yang biasa disebut sebagai garam yodium, tidak mengandung magnesium yang kita perlukan. Oleh karena itu saya menganjurkan kita untuk mengganti garam meja dengan garam laut asli yang diproses secara tradisional karena ia mengandung 84 unsur mineral (termasuk magnesium) dalam komposisi dan susunan kimia yang seimbang.
Tapi perlu diperhatikan bahwa proses pengolahan yang berlebih sebelum disajikan dapat menyebabkan magnesium berkurang sebanyak 70% sehingga kita hanya mendapatkan sisanya,sebesar 30%.
Hypomagnesemia ringan, terapinya tidak cukup hanya dari diet makanan, untuk kasus bukan kehilangan mendadak diberikan MgSO4 tablet 204 mg (17 – 33 mEq/L) terbagi menjadi dua dosis dalam sehari. Dosis anak diberikan sesuai berat badannya.
Hypomagnesemia yang berat diterapi infus ((MgSO4 10 - 40 mEq yang diencerkan dalam cairan infus) dan pada kasus yang sangat berat bisa diberikan selam 15 menit pertama: 2 – 4 mL MgSO4 50%. Terkadang untuk mengisi cadangan Mg tubuh infus diberikan sampai 3 – 7 hari.
Monitorlah dengan ketat serum Mg selama 12 – 24 jam dan jumlah tetesan infus diatur agar serum Mg tidak lebih dari 2,5 mEq/L. Pemeriksaan refleks tendon sangat disarankan untuk mencegah hypermagnesemia.
























BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Magnesium (Mg2+) merupakan ion kedua bersama Na yang menjaga tekanan intrasel tubuh.Yang mana bila terjadi ketidakseimbangan magnesium dibedakan menjadi 2 yaitu hypomagnesemia yang merupakan keadaan yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ dibawah 1,5 mEq/L dan hypermagnesemia yang merupakan keadaan yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ lebih dari 2,5 mEq/L.
Tugas utama magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi.Hampir seluruh kebutuhan magnesium kita berasal dari tumbuh-tumbuhan, meskipun beberapa makanan laut mengandung magnesium yang cukup.
              
3.2    Saran                
Hendaknya para tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengerti maupun memahami tentang ketidakseimbangan magnesium sehingga selain mampu untuk melakukan tindakan keperawatan kepada pasien juga mampu mengerti mengenai kimia mikro yang penting untuk proses di dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Vanatta. Jhon C. At All. 2010. Moyer keseimbangan cairan dan elektrolit. Binarupa aksara publisher. Tangerang
http://www.slideshare.net/sidikjari/ketidakseimbangan-magnesium