KETIDAKSEIMBANGAN
MAGNESIUM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1
Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3
Tujuan....................................................................................... 1
1.4
Manfaat .................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
2.1
Pengertian
magnesium.............................................................. 3
2.2
Penggolongan
magnesium........................................................ 3
2.3
Fungsi
magnesium.................................................................... 8
2.4
Penyakit
atau permasalahan kesehatan yang dapat dibantu dengan pemberian suplementasi
magnesium ............................................................................... 9
2.5
Sumber
magnesium................................................................... 13
BAB III PENUTUP
.............................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................ 15
3.2 Saran.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Diperkirakan, 200 juta wanita di dunia mengalami kehamilan setiap tahunnya.
Setiap menit, satu orang dari wanita tersebut mengalami eclampsia
atau meninggal dunia saat melahirkan. Hampir dipastikan para ibu yang
meninggal ketika melahirkan tersebut mengalami defisiensi magnesium dalam
tubuhnya. penyakit pre-eclampsia dan eclampsia
yang menyebabkan kematian selama kehamilan di Inggris, Amerika, dan Eropa
Utara disebabkan oleh makanan harian yang kaya kalsium tapi miskin magnesium.
Akibatnya, komposisi jumlahnya tidak memenuhi rasio Ca/Mg yang disarankan,
yaitu 2:1. Selain gangguan pada ibu melahirkan, defisiensi magnesium juga dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi pusat saraf yang memicu munculnya beberapa
penyakit.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian
dari magnesium ?
1.2.2
Bagaimana
penggolongan magnesium ?
1.2.3
Apa
saja fungsi magnesium ?
1.2.4
Penyakit
apa saja yang dapat di bantu dengan magnesium ?
1.2.5
Dimana
sumber magnesium ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui pengertian magnesium.
1.3.2
Untuk
mengetahui tentang penggolongan magnesium.
1.3.3
Untuk
mengetahui fungsi magnesium.
1.3.4
Untuk
mengetahuipenyakit apa saja yang dapat dibantu dengan magnesium.
1.3.5
Untuk
mengetahui sumber magnesium.
1.4
Manfaat
1.4.1
Manfaat
bagi institusi
Makalah ini dapat bermanfaat atau berguna sebagai pembaharuan buku-buku
diperpustakaan STIKes ”Bhakti Mulia” Pare-Kediri.
1.4.2
Manfaat
bagi penulis
Untuk menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang ketidakseimbangan
magnesium.
1.4.3
Manfaat
bagi pembaca
Untuk memberikan tambahan pengetahuan seputar masalah ketidakseimbangan
magnesium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Magnesium (Mg2+) merupakan ion kedua bersama Na yang menjaga tekanan
intrasel tubuh. Mg2+ dijumpai dalam 2 bentuk pada tubuh, bebas dan
berikatan/senyawa. Lebih dari setengahnya (55%) berbentuk bebas, 33% bersenyawa
dengan albumin dan sisanya yang 12% bersenyawa dengan fosfat, sitrat atau
komponen lainnya.
Serum
normal Mg2+ adalah 1.5 – 2.3 mEq/L (0.75 to 1.0 mmol/L) atau 1.8 – 2.6 mg/dL.
Magnesim terdapat dalam hampir di seluruh cairan tubuh, sehingga kehilangan
cairan tubuh menyebabkan kehilangan magnesium. Yang terpenting ialah dalam
succus entericus, empedu dan getah lambung.
Kira-kira
1 – 1,5% mg2 tubuh total terdapat dalam cairan ekstra seluler, 67% didalam
tulang dan 31% didalam sel. Keperluan sehari-hari antara 18-33 mEq, sedangkan
makanan kita rata-rata memberikan 25 mEq/hari.
Mg2+
dapat melewati saringan glomerulus dan diserap kembali oleh tubulus.
Faktor-faktor yang mengendalikan konsentrasi Mg2+ plasma belum diketahui dengan
baik. Baik hormon paratiroid maupun kortikosteroid ikut ambil bagian dalam
pengaturan ini.
Mg2+
berperan penting pada sistem enzim (sebagai lebih dari 300 ko-faktor enzim),
berperan pada pembentukan ATP, pompa Na-K dan metabolisme karbohidrat, lemak,
asam amino dan protein. Dan bersama dengan Kalsium menjaga sistem
neuromuskular. Mg2+ ikut juga berperan pada fungsi jantung (koreksi disritmia
dan meminimalisasi efek toksik dari beberapa obat jantung).
2.2
Penggolongan Magnesium
2.2.1
Hypomagnesemia
Merupakan keadaan
yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan
sebagai serum Mg2+ dibawah 1,5 mEq/L. Selain itu, ekskresi Mg2+ dalam urin 24 jam yang kurang dari 1 mEq/L
merupakan tanda defisiansi.
Kekurangan Mg2+ mungkin
ada atau berkembang dengan konsentrasi Mg2+ plasma yang normal atau sedikit
tinggi. Berbagai keadaan penting yang menyebabkanya ialah:
1.
Keto asidosis
diabetik. Dalam keadaan ini, kira-kira 2/3 dari kasus menunjukkan peningkatan
konsentrasi Mg2+ plasma. Meskipun begitu, secara seluruh penderita dengan keto
asidosis yang berat kekurangan Mg2+. Bila tidak terdapat Mg2+ dalam pengobatan
yang diberikan dalam 12 jam pertama, konsentrasi Mg2+ plasma turun, dan pernah
di laporkan sampai 0,66 mEq/L. Jadi jelas, cukup kuat alasan untuk memasukkan
juga Mg2+ sebanyak 4-6 mEq/L dalam cairan yang diberikan,bahkan meskipun
konsentrasi Mg2+ plasma sedikit lebih dari normal.
2.
Pada
tahap-tahap tertentu dari alkoholisme
3.
Dalam keadaan
uremia
4.
Dalam keadaan
hiperparatiroidisme primer
5.
Pada para
penderita obesitas yang melakukan diet rendah kalori, protein, dan cairan
Dalam keadaan-keadaan yang
jarang, konsentrasi Mg2+ plasma yang rendah tanpa kekurangan Mg2+ tubuh total
yang jelas mungkin terjadi. Keadaan ini terutama dijumpai pada:
1.
Sesudah
pembedahan adenoma paratiroid
2.
Pada diabetus
melitus
Etiologi
1.
Alkoholisme
akut dan kronik. Alkoholisme akut menyebabkan bertambahnya kehilangan magnesium
melalui urin. Pada alkoholisme kronis, masukan yang kurang mungkin sekali
merupakan penyebab.
2.
Penyakit
kronis dengan pemberian cairan pareteral yang lamadan masukan magnesium yang
rendah. Pada subjek eksperimental dengan diet magnesium yang rendah,
hipomagnesemia tampak pada hari ketujuh
3.
Penyakit
ginjal. Hipomagnesemia terjadi khususnya pada glomerulonefritis dan
pielonefritis sebelum terjadi azetemia yang akut. Pada tahap penyakit yang dini
magnesium terbuang melalui urin. Pada tahap akhir dari penyakit ginjal,
ekskresi sangat sedikit dan keadaan ini dapat menyebabkan hipermagnesemia
4.
Penyakit
tubulus ginjal yang akut selama tahap diuresis
5.
Diare kronis,
terutama bila ada steatore. Magnesium melalui tinja, sedangkan absobsi
magnesium sangat buruk
6.
Fistula
empedu yang kronis dan pengisapan cairan lambung melalui pipa nasogastrik,
tanpa penggantian yang sesuai.
7.
Terapi
diuretik, terutama tiazida atau senyawa-senyawa merkuri. Pada para penderita
penyakit jantung, rendahnya magnesium plasma memperberat keracunan digitalis
8.
Pankreatitis
akut. Magnesium mengendap didaerah yang mengalami peradangan sebagai
sabun-sabun magnesium yang tidak larut
9.
Mengalami
kelaparan yang lama
Gejala dan tanda
Neurologis. Penurunan magnesium plasma
meningkatkan iritabilitas jaringan saraf, yang dapat berwujud kejang-kejang,
disorientasi
Kardiovaskuler, pada kasus dalam tahap dini, EKG
dapat memperlihatkan pemanjangan gelombang T dengan interval Q-T yang normal.
Bila kekurangan berkepanjangan maka interval P-R mungkin memanjang, kompleks
QRS melebar, gelombang T berubah secara tidak khas dengan depresi segmen S-T.
Pencegahan
Masukan magnesium yang sesuai haruslah merupakan
sebagian pengobatan, sebagai cara untuk mencegah hipomagnesemiadalam situasi
pengobatanseperti berikut:
1.
Selama
pemberian cairan pareteral. Seorang penderita yang mendapat cairan pareteral
dan tidak mengalami kehilangan cairan melalui saluran cerna harus mendapat
magnesium sebanyak 15-20 mEq/hari. Ini paling baik dicapai dengan menambahkan
sebanyak 5 mEq/L kedalam cairan yang diberikan jangka waktu yang panjang tadi
2.
Pada
penggunaan diuretik, terutama jenis furosemid dan tiazida, maka pencegahan
hipomagnesemia terutama sangat penting
bila penderita mendapat pengobatan digitalis atau glikosida jantung yang
lain, karena hipomagnesemia memperberat gejala keracunan digitalis
3.
Dalam
pengobatan diabetus melitus yang dipersulit oleh ketoasidosis atau hiperkalemia
4.
Dalam
pengobatan penyakit-penyakit neoplastik yang menggunakan cisplatinum
Pengobatan
Prinsip
1.
Pertanda kekurangan magnesium
yang pasti harus ada sebelum magnesium diberikan pada penderita dengan olguria
atau anuria
2.
Reflex-refleks
tendon harus selalu di pantau selama pengobatan intravena. Reflex hilang pada
konsentrasi 5,5-6 mEq/L, sedangkan interval P-R memanjang pada konsentrasi
6,5-7 mEq/L
3.
Hangat dan
merah pada wajah, atau adanya keringat yang jelas menyertai pemberian yang
cepat.
4.
Sebagian
besar penderita yang memerlukan pengobatan Mg2+ juga memerlukan K+ dan mungkin
juga PO4. Pada alkoholisme, diperlukan Ca2+ dan PO4
5.
Pengobatan
yang diberikan tidak usah ketat, kecuali bila konsentrasi magnesium plasma <
1 mEq/L. tersedia tiga jalan dalam memberikan pengobatan
1.
Melalui mulut.
Bila tidak ada gangguan penyerapan, cara ini haruslah pertama kali pada kasus
sedang. Magnesium dalam makanan dapat dilengkapi dengan memberikan MgSO4.7H2O
sebanyak 2g yang setara dengan 16,3 mEq, 3X1
2.
Secara
intra muskuler. 2 gram mgso4 dalam larutan ( 4ml larutan 50% ) dapat diberikan
sampai 4 kali sehari selama 3-5 hari
3.
Secara intra
vena. 1 liter larutan dekstrosa 5% ( D5%) yang mengandung mgso4 sebanyak 160
mEq/ L dapat diberikan secara intra vena dalam jangka waktu 2-4 jam. Larutan
ini adalah larutan mgso4 1% dan di buat dengan menambahkan 20 ml larutan mgso4
50% kedalam 1 liter larutan dekkstrosa 5% dalam air. Pemberian mg dengan cara ini hanyalah boleh
diberikan pada kasus-kasus yang parah dan diag nosis sudah pasti.
2.2.2
Hypermagnesemia
Merupakan keadaan
yang paling banyak terjadi pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan
sebagai serum Mg2+ lebih dari 2,5 mEq/L.
Gejala dan tanda
Neurologis.
Kenaikan kadar mg2+ menekan fungsi susunan saraf. Pada konsentrasi 5-7 mEq/L
terjadi rasa ngantuk ; sekitar konsentrasi 10 mEq/L menekan pernapasan : pada
konsentrasi 10-15 mEq/L terjadi koma dan antara 15-20 mEq/L terjadi kematian
karena henti jantung
Lain-lain. Ada
kecenderungan hipotensi disebabkan oleh vasodilatasi yang terjadi pada
konsentrasi sekitar 5 mEq/L. EKG mungkin menunjukkan perpanjangan interval P-R
dan perpanjangan kompleks ventrikel. Juga mungkin terjadi mual dan muntah
Pencegahan
Hindari pemakaian
obat-obatan yang mengandung magnesium pada para penderita payah ginjal.
Garam-garam mg sangat luas dipakai dalam berbagai antasida, sehingga baik
dokter maupun penderita hendaklah memperhatikan susunan obat-obat ini sebelum
menggunakanya. Mgso4, baik dalam bentuk pemakaian melalui mulut maupun dalam
bentuk enema, sekali-kali jangan diberikan pada penderita azotenia.
Pengobatan
1.
Bila
penderita berada dalam tahap akhir penyakit ginjal, mungkin sekali diperlukan
terapi dengan menggunakan ginjal buatan/dialisis peritonium.
2.
Akibat
depresif dari peningkatan konsentrasi mg2+ plsma dapat dilawan dengan pemberian
garam-garam kalsium secara intravena.
3.
Bila
ada penekanan pusat pernapasan, lakukanlah pernpasan buatan sampai cara-cara
lain untuk menurunkan konsentrasi mg2+ plasma dapat dilakukan.
2.3 Fungsi Magnesium
Magnesium
merupakan salah satu nutrien paling penting untuk kesehatan jantung. Tugas
utama magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi. Fungsi ini
berlawanan dengan fungsi mineral kalsium yang membuat jantung berkontraksi.
Kerja duet dari magnesium dan kalsium inilah yang berguna untuk mempertahankan
irama jantung tetap normal dengan relaksasi dan kontraksi otot jantung. Selain
itu, magnesium juga memiliki fungsi sebagai pemblokir jalur kalsium alami dalam
tubuh sehingga dapat mencegah kalsium yang tidak diserap tubuh agar tidak
menggumpal, menumpuk, dan menyumbat arteri sehingga meningkatkan risiko
serangan jantung. Magnesium juga diperlukan untuk metabolisme kalsium yang
sesuai. Kekurangan magnesium menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme yang
berperan terhadap serangan jantung. Magnesium dapat digunakan sebagai suplemen
untuk membantu pengobatan penyakit jantung koroner karena memiliki efek
membantu dalam melebarkan arteri koroner, memperbaiki aliran darah ke jantung,
meningkatkan kolesterol baik (HDL), mencegah penggumpalan trombosit, mengatur
kontraksi dan relaksasi otot jantung, serta menstabilkan irama jantung.
2.4
Penyakit atau permasalahan kesehatan yang
dapat dibantu dengan pemberian suplementasi magnesium
Kelompok DASH (The Dietary Approaches to Stop Hypertension)
telah melakukan berbagai percobaan yang menyimpulkan bahwa mengonsumsi
magnesium dalam jumlah tinggi dapat menurunkan tekanan darah.
Penderita diabetes harus mempertahankan batas magnesium yang cukup dalam
darahnya karena mineral magnesium berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme
karbohidrat. Mineral ini juga berpengaruh terhadap pelepasan dan aktivitas
insulin yang berfungsi sebagai pengontrol kadar gula darah.
Diperkirakan, 1 % manusia di bawah usia 60 tahun dan 5— 10% di atas 65
tahun memiliki detak jantung lebih dari 100 kali permenit (normalnya 60—100
kali per menit). Magnesium yang bekerja sama dengan kalium akan membantu
pengontrolan kecepatan dan ketidakteraturan detak jantung tersebut. Oleh sebab
fungsi magnesium langsung berhubungan dengan sistem pusat saraf dan pembuluh
darah maka semua penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan saraf
dapat dibantu dengan mengonsumsi magnesium dalam jumlah cukup.
Penyakit ini berhubungan langsung dengan kandungan kalsium dan magnesium.
Peningkatan kalsium dan penurunan magnesium serta peningkatan rasio Ca/Mg
berkaitan erat dengan berkembangnya aterosklerosis yang berperan dalam
timbulnya penyakit hipertensi. Dengan menjaga rasio Ca/Mg ideal sebesar 2:1
melalui asupan suplementasi tanah liat yang mengandung magnesium tinggi, maka
seseorang bisa terhindar dari penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Serangan penyakit ditandai dengan serangan sesak napas berulang disertai
dengan napas yang berbunyi karena kejang otot-otot polos ranting-ranting
tenggorokan. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara asma dengan
defisiensi magnesium. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obat yang
digunakan untuk terapi asma telah menyebabkan kehilangan magnesium. Pemberian
suplementasi magnesium terbukti dapat memperbaiki saluran pernafasan dan sangat
ampuh dalam pengobatan darurat asma.
Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat yang terjadi
karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf secara berulang dengan gejala
penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, dan mental disertai atau tanpa
kejang-kejang. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada
kondisi ayan, ada defisiensi magnesium di dalam darah pasien. Pemberian
suplementasi magnesium dosis tinggi (450 mg) dapat mengatasi ayan dalam waktu
singkat.
Gangguan ini ditunjukkan dengan pikiran dan perilaku seseorang yang
cenderung terarah kepada diri sendiri dan tidak dapat diperbaiki melalui
penyuluhan oleh orang lain, sudah terputus dari realitas sehingga khayalan
dirasa sebagai kejadian sesungguhnya. Uji klinis yang dilakukan di Amerika
Serikat dan Kanada menunjukkan bahwa kondisi autisme dapat diperbaiki dengan
terapi pemberian vitamin B6 dosis tinggi (300—500 mg per hari). Tetapi terapi
ini menimbulkan defisiensi nutrien lain yang berakibat pasien mengalami mati
rasa dan gatal-gatal. Pemberian suplementasi magnesium terbukti dapat
menghilangkan efek samping tersebut.
Dalam istilah kedokteran, kelainan ini disebut Attention Defisit
Hyperactivity Disorder (ADHD) yang banyak terjadi pada anak-anak. Dalam
suatu penelitian ditemukan bahwa anak-anak penderita ADHD mengalami defisiensi
dalam banyak mineral, paling sering magnesium, seng, dan besi. Suolementasi
magnesium secara signifikan dapat menurunkan gejala-gejala hiperaktivitas pada anak-anak
tersebut.
Salah satu penyebab utama penyakit ini adalah tingginya asupan kalsium yang
tidak diimbangi dengan asupan magnesium sehingga rasio Ca/Mg jauh lebih tinggi
dari rasio anjuran yang sekitar 2:1. Ada korelasi positif antara tingginya
rasio Ca/Mg dengan tingginya prevalensi batu ginjal. Untuk menyeimbangkan rasio
Ca/Mg, kita dapat mengonsumsi suplementasi tanah liat.
Sindrom ini disebabkan karena adanya defisiensi magnesium yang dtunjukkan
dengan gejala-gejala seperti pusing, kram, diare atau konstipasi, jerawat,
insomnia, cemas, dan kelelahan. Suplementasi magnesium dapat membantu relaksasi
kontraksi otot sehingga dapat meringankan atau menghilangkan gejaia-gejala PMS.
Kecanduan ini disebabkan karena defisiensi magnesium. Hal tersebut sudah diteliti
sejak tahun 1960-an. Pecandu alkohol umumnya mengalami defisiensi nutrisi
karena mereka mendapatkan energi yang mereka perlukan terutama dari minuman
yang rendah nutrisi kecuali alkohol, air dan karbohidrat. Konsumsi alkohol yang
berlebihan juga memicu pembuangan magnesium melalui urin. Hal ini berakibat
timbulnya berbagai macam penyakit atau memperparah penyakit yang telah ada.
Kelelahan terjadi akibat rendahnya energi, terutama disebabkan oleh
rendahnya kadar magnesium dalam tubuh. Magnesium memegang peranan kunci dalam
proses produksi energi di dalam setiap sel dan level energi secara keseluruhan.
Ketika kadar magnesium rendah, produksi energi terhambat sehingga berakibat
timbulnya kelelahan dan lemas. Suplementasi magnesium secara signifikan dapat
mengembalikan tingkat energi yang diperlukan dalam aktivitas normal.
Penyakit ini ditunjukkan dengan keroposnya tulang karena kehilangan
mineral. Osteoporosis
terutama terjadi pada wanita usia lanjut. Defisiensi magnesium seringkali
ditemukan pada pasien osteoporosis. Suplementasi magnesium telah terbukti dapat
mencegah dan mengobati osteoporosis. Dalam hal ini fungsi magnesium adalah
membantu tubuh dalam metabolisme kalsium dan mengubah asupan vitamin D menjadi
bentuk aktifnya. Studi klinis yang dilakukan terhadap sekelompok wanita
menopause selama 2 tahun menunjukkan bahwa pemberian Suplementasi magnesium
dapat mencegah terjadinya retak tulang dan secara signifikan dapat meningkatkan
kerapatan tulang.
Kondisi ini disebabkan tegangnya sistem saraf dan terganggunya sistem
transmisi saraf yang membantu untuk mengawali tidur. Magnesium dan kalsium
adalah mineral yang digunakan dalam pergerakan setiap otot, sehingga konsumsi
keduanya dapat mengendorkan otot-otot syaraf tersebut dan menstimulasi
senyawa-senyawa kimia otak yang berkaitan dengan tidur sehingga dapat membantu
penderita insomnia untuk tidur.
Kondisi ini disebabkan defisiensi magnesium. Tidak seimbangnya fungsi
kalsium dan magnesium dalam kontraksi-relaksasi otot sehingga berakibat
timbulnya keram otot. Suplementasi magnesium dapat mengoreksi ketidakseimbangan
tersebut sekaligus dapat menghilangkan keram otot.
Depresi merupakan kondisi perasaan tidak senang dan putus asa
berkelanjutan. Penyebab depresi bisa banyak hal, misalnya kejadian-kejadian
menegangkan, ketidakseimbangan hormon, dan kelainan biokimia. Pasien depresi
umumnya mengalami defisiensi magnesium sehingga suplementasi magnesium dapat
membantu mengurangi atau menghilangkan depresi.
Ketidakseimbangan
magnesium pada pre-menstruation syndrome ( pms ), terdajadi pada pms type D.
PMS
tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen,
di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan
hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan
penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama
B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium
dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS
tipe A.
Untuk
mengatasi PMS , biasanya diberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi
cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan.
Magnesium
pada tahap awal CRF adalah normal, tetapi pada ggk menurun secara progresif
dalam ekskresi urine menyebabkan akumulasi. Kombinasi penurunan ekskresi dan
intake yang berlebihan mengakibatkan henti napas dan jantung.
2.5
Sumber
Magnesium
Hampir
seluruh kebutuhan magnesium kita berasal dari tumbuh-tumbuhan, meskipun
beberapa makanan laut mengandung magnesium yang cukup. Magnesium yang merupakan
atom pusat dari struktur klorofil sangat penting bagi tanaman dalam melakukan
fotosintesis. Oleh sebab itu, sayuran berdaun hijau gelap merupakan sumber
magnesium yang terbaik. Hampir semua jenis kacang-kacangan, biji-bijian, dan
kacang polong merupakan sumber magnesium yang baik. Produk kedelai (terutama
yang terfermentasi), kacang almond, kacang Brazil, kacang mete, dan kemiri
adalah contoh makanan lain yang mengandung magnesium.
Makanan
yang kaya akan magnesium lainnya adalah suplemen mineral trace (atau suplemen
dari Sari Air Laut) dan garam laut asli. Garam meja yang biasa disebut sebagai
garam yodium, tidak mengandung magnesium yang kita perlukan. Oleh karena itu
saya menganjurkan kita untuk mengganti garam meja dengan garam laut asli yang
diproses secara tradisional karena ia mengandung 84 unsur mineral (termasuk
magnesium) dalam komposisi dan susunan kimia yang seimbang.
Tapi
perlu diperhatikan bahwa proses pengolahan yang berlebih sebelum disajikan
dapat menyebabkan magnesium berkurang sebanyak 70% sehingga kita hanya
mendapatkan sisanya,sebesar 30%.
Hypomagnesemia
ringan, terapinya tidak cukup hanya dari diet makanan, untuk kasus bukan
kehilangan mendadak diberikan MgSO4 tablet 204 mg (17 – 33 mEq/L) terbagi
menjadi dua dosis dalam sehari. Dosis anak diberikan sesuai berat badannya.
Hypomagnesemia
yang berat diterapi infus ((MgSO4 10 - 40 mEq yang diencerkan dalam cairan
infus) dan pada kasus yang sangat berat bisa diberikan selam 15 menit pertama:
2 – 4 mL MgSO4 50%. Terkadang untuk mengisi cadangan Mg tubuh infus diberikan
sampai 3 – 7 hari.
Monitorlah dengan ketat serum Mg selama 12 – 24 jam dan jumlah tetesan
infus diatur agar serum Mg tidak lebih dari 2,5 mEq/L. Pemeriksaan refleks
tendon sangat disarankan untuk mencegah hypermagnesemia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Magnesium
(Mg2+) merupakan ion kedua bersama Na yang menjaga tekanan intrasel tubuh.Yang
mana bila terjadi ketidakseimbangan magnesium dibedakan menjadi 2 yaitu
hypomagnesemia yang merupakan keadaan yang paling banyak terjadi pada
ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ dibawah 1,5
mEq/L dan hypermagnesemia yang merupakan keadaan yang paling banyak terjadi
pada ketidakseimbangan magnesium dan didefinisikan sebagai serum Mg2+ lebih
dari 2,5 mEq/L.
Tugas utama
magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi.Hampir seluruh kebutuhan
magnesium kita berasal dari tumbuh-tumbuhan, meskipun beberapa makanan laut
mengandung magnesium yang cukup.
3.2 Saran
Hendaknya para
tenaga kesehatan khususnya perawat dapat mengerti maupun memahami tentang
ketidakseimbangan magnesium sehingga selain mampu untuk melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien juga mampu mengerti mengenai kimia mikro yang penting
untuk proses di dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Vanatta. Jhon C. At All. 2010. Moyer keseimbangan cairan dan elektrolit.
Binarupa aksara publisher. Tangerang
http://www.slideshare.net/sidikjari/ketidakseimbangan-magnesium