BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kelompok
kami mengambil pokok bahasan tetang pneumothorax ini selain untuk memenuhi
tugas , juga karena pneumothorax banyak
terjadi di masyarakat dan masyarakat belum tahu apa saja penyebab terjadinya
pneumothorax. Padahal penyebab pneumothorax disebabkan juga oleh gaya hidup
masyarakat yang tidak sehat seperti merokok. Oleh karena itu kami membahas
tentang pneumothorak ini supaya mahasiswa Stikes Bhakti Mulia khususnya dan
masyarakat psada umumnya tahu tentang penyakit pneumothorax.
1.2
Rumusan masalah
2. Apa
yang dimaksud pneumothorax ?
3. Apa
saja penyebab pneumothorax ?
4. Apa
saja jenis-jenis pneumothorax ?
5. Bagaimana
diagnose dari Pneumothorax ?
6. Bagaimana
pencegahan pneumothorax ?
7. Data
apa yang perlu dilengkapi oleh perawat ?
8. Bagaimana
WOC dari pneumothorax ?
1.3
Tujuan
2. Untuk
mengetahui apa pengertian pneumothorax
3. Untuk
mengetahui penyebab pneumothorax
4. Untuk
mengetahui apa saja jenis-jenis pneumothorak
5. Utuk
mengetahui apa diagnose dari pneumothorax
6. Untuk
mengetahui pencegahan pneumothorax
7. Untuk
mengetahui data-data apa saja yang perlu dilengkapi oleh perawat
8. Untuk
mengetahui bagaimana alur penyakit dari pneumothorax
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kolaps
paru-paru / pneumothoraks (Pneumothorax) adalah penimbunan udara atau
gas di dalam rongga pleura.
Kolaps paru-paru / pneumothoraks (Pneumothorax) adalah
penimbunan udara atau
gas di dalam rongga pleura yang
dapat mengakibatkan tekanan udara meningkat dan menurunnya kapasitas vital
paru-paru sehingga akan menyebabkan kegagalan pernafasan.
Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
2.2
Penyebab
Pneumothorax
Penyebab atau gejalannya sangat bervariasi, tergantung
kepada jumlah udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya
paru-paru yang mengalami kolaps
(mengempis).
Gejalanya bisa berupa:
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk
Gejalanya bisa berupa:
Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk
Gejala yang mungkin timbul dalam keadaan istirahat atau tidur diantaranya :
- Sesak nafas
- Dada terasa sempit
- Mudah lelah
- Denyut jantung yang cepat
- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Hidung tampak kemerahan
- Cemas, stres, tegang
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Sesak nafas
- Dada terasa sempit
- Mudah lelah
- Denyut jantung yang cepat
- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Hidung tampak kemerahan
- Cemas, stres, tegang
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
2.3
Jenis-Jenis Pneumothorax
Terdapat beberapa jenis pneumotoraks
yang dikelompokkan berdasarkan penyebabnya:
- Pneumotoraks spontan
Terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan). - Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis). - Pneumotoraks karena tekanan
Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-paru mengalami kolaps.
Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.
2.4 Pencegahan
Pneumothorax
Tujuan
pengobatan adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga paru-paru
bisa kembali mengembang.
Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.
Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu.
Jika pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura. Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru bisa kembali mengembang. Untuk menjamin perawatan selang tersebut, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit.
Untuk mencegah serangan ulang, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Hampir 50% penderita mengalami kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak akan terjadi komplikasi jangka panjang.
Pada orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang), setelah mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk menjalani pembedahan.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks spontan dengan komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena itu seringkali dilakukan penutupan rongga pleura dengan memasukkan doxycycline melalui selang yang digunakan untuk mengalirkan udara keluar.
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran udara sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui dada dan pemasangan selang untuk mengalirkan udara.
Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.
Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu.
Jika pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura. Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru bisa kembali mengembang. Untuk menjamin perawatan selang tersebut, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit.
Untuk mencegah serangan ulang, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Hampir 50% penderita mengalami kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak akan terjadi komplikasi jangka panjang.
Pada orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang), setelah mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk menjalani pembedahan.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks spontan dengan komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena itu seringkali dilakukan penutupan rongga pleura dengan memasukkan doxycycline melalui selang yang digunakan untuk mengalirkan udara keluar.
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran udara sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui dada dan pemasangan selang untuk mengalirkan udara.
2.5
Data yang perlu dilengkapi oleh perawat
Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop
menunjukkan adanya penurunan suara pernafasan pada sisi yang terkena.
Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan leher) bisa terdorong ke salah satu sisi karena terjadinya pengempisan paru-paru.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan leher) bisa terdorong ke salah satu sisi karena terjadinya pengempisan paru-paru.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1. Rontgen dada (untuk menunjukkan
adanya udara diluar paru-paru)
2. Gas darah arteri
2.6
Askep Pneumothorak
Diagnosa
NO
|
DIAGNOSA
|
TGL MUNCUL
|
TGL TERATASI
|
1
2
3
4
|
Gangguan
oksigenasi b/d koleps paru d/d gangguan perfusi jaringan
Jalan
nafas tidak efektif b/d penumpukan secret d/d batuk
Nyeri
b/d kolaps paru d/d sesak nafas
Gangguan
pemenuhan nutrisi b/d intake tidak adekuat
d/d mual muntah
|
Intervensi
NO
DX
|
TUJUAN &KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
2
3.
4.
|
Tujuan : setelah dilakukan
tindakan 3x24 jam gangguan oksigenasi klie dpt diatasi
kriteria hasil :
·
Ekspresi
wajah rileks
·
Dapat
bernafas dengan nyaman
·
Klien
dapat tidur nyenyak
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
3x24 jam j jalan nafas dapat kembali lancer
kriteria hasil :
·
Klien
tidak lagi mengalami batuk
·
Pernafasan
lancer
·
Ekspresi
Klien rileks
Tujuan : setelah dilakukan
tindakan perawatan selama 2x24
jam rasa nyeri dapat teratasi
kriteria hasil :
·
Klien
merasa lebih nyaman
·
Ekspresi
wajah rileks
·
Kolaborasi
tim medis
Tujuan : setelah dilakukan
tindakan 3x24jam kebutuhan nutrisi klien dapat teratasi
kriteria hasil :
·
Kebutuhan
nutrisi klien cukup
·
Wajah
tampak segar
·
Keadaan
umum baik
|
1. Beri terapi oksigen sesuai
kebutuhan
2. Kaji respon klien terhadap pola
pernafasan
3. Posisikan klien senyaman mungkin
4. Observasi TTV
1. Bersiahkann jalan nafas
2. Beri terapi oksigen sesuai
kebutuhan
3. Kolaborasi dg tim medis
4. Observasi TTV
1. Lakukan menejemen nyeri
(distraksi, relaksasi)
2. Posisikan klien senyaman mungkin
3. Berikan kompres hangat pada area
nyeri
4. Observasi TTV
1. Beri asupan nutrisi yang cukup
2. Anjurkan klien agar tidak banyak
beraktivitas
3. Kolaborasi dg tim gizi
|
1. Memberikan rasa nyaman ke klien
2. menyesuaikan tindakan keperawatan
terhadap klien
3. posisi yang tepat memper cepat
penyembuhan
4. oksigenasi yang terganggu dapat
mempengaruhi TTV
1. untuk memberikan rasa nyaman kpda
klien
2. oksigen yang cukup dapat
memperbaiki KU klien
3. untuk mendapatkan terapi yang
tepat untuk kesembuhan klien
4. memantau tanda-tanda vital klien
1. distraksi, relaksasi dapat
mengurangi rasa nyeri
2. posisi yang tepet membantu
penyembuhan klien
3. kompres hangat dapat mengurangi
nyeri
4. nyeri dapat mempengaruhi TTV
1. agar kebutuhan nutrisi klien dapat
tercukupi
2. aktivitas banyak memakan kalori
3. untuk mengetahui jumlah kebutuhan
nutrisi klien dengan tepat
|
a.
Woc
peneumothorax
WOC
trauma, virus, bakteri, DLL
mekanisme pertahanan tubuh Infeksi
leukosit meningkat Saluran pernafasana
suhu badan meningkat
gg termo regulasi
Bronkus paru paru
Mekanisme pertahanan tubuh rongga pleura
Penumpukan secret masuk ke sal pencernaan malaise penumpukan
udara pd rongga pleura
Batuk, anoreksia,
mual, muntah aktivitas
tetganggu kolaps paru
Bersihan jalan nafas tdk efe
intake tidak adekuat
gg. Mobilitas fisik suplai o2 ke jaringan
terganggu
gg. pemenuhan kebut nutrisi gg,pemenuhan
kebutuhan o2/oksigenasi
gg. Perfusi jaringan
gg. istirahat tidur nyeri gg,
psikologis (cemas)
gg,rasa nyaman (nyeri)
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pneumothorax
adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru yang menyebabkan
paru untuk mengempis.
Penyebab atau gejalannya sangat bervariasi, tergantung
kepada jumlah udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya
paru-paru yang mengalami kolaps
(mengempis). Terdapat beberapa jenis pneumotoraks diantaranya pneumothorax
spontan, traumatic dan tekanan.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
·
Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya udara diluar
paru-paru)
·
Gas darah arteri
Pada
orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang),
setelah mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk
menjalani pembedahan.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
3.2 SARAN
Kami
menyarankan kepada semua perawat di seluruh Indonesia tau apa yang dimaksud
dengan pneumothorax dan bagaimana cara penangananya terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://www.medicastore.com
·
http://www.Totalkesehatananda.com/index.html
·
http://medicastore.com/penyakit/148/Kolaps_Paru-Paru_Pneumothorax.html
·
http://en.wikipedia.org/wiki/Pneumothoraxa
·
http://www.merck.com/mmpe/sec05/ch060/ch060g.html