“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MOBILISASI“
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MULIA
PARE – KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
Dengan ini kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberinya rahmat dan
hidayahNya sehingga tugas makalah kami ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pada klien Dengan Gangguan Mobilisasi “ bisa terselesaikan dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan
tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah
kebutuhan dasar manusia tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
mobilisasi disamping itu, juga untuk menambah wawasan kami dalam ilmu
pengetahuan terutama di bidang mobilisasi.
Penulis menyadari
bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangannya atau karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Pare, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah ................................................................................ 1
1.3
Tujuan .................................................................................................. 1
1.4
Manfaat ............................................................................................... 2
1.4.1
Bagi Mahasiswa ....................................................................... 2
1.4.2
Bagi Institusi ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Mobilisasi ........................................................................... 3
2.2
Tujuan Mobilisasi ................................................................................. 3
2.3
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Mobilisasi ................................ 3
2.4
Macam – Macam Kelainan Posture ..................................................... 4
2.5
Macam – Macam Persendian ............................................................... 5
2.6
Tanda – Tanda Intoleransi
aktivitas .................................................... 6
2.7
Macam – Macam Latihan Rentang
Gerak ........................................... 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
- Data Pengkajian ................................................................................ 8
- Pemeriksaan Penunjang ..................................................................... 8
3.2
Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 9
3.3
Rencana Tindakan Keperawatan ......................................................... 9
3.4
Implementasi Keperawatan ................................................................. 11
3.5
Evaluasi ............................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan .......................................................................................... 13
4.2
Saran.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara
berkembang yang berada dalam taraf halusinasi menuju industrialisasi
tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat /mobilitas
masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat
transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal
diperkotaan. Sehingga menambah “kesemrawutan” arus lalu lintas. Arus lalu
lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya
kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan
cidera tulang atau disebut fraktur.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa definisi dari mobilisasi ?
- Apa tujuan dari mobilisasi?
- Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi ?
- Apa saja macam – macam kelainan posture?
- Apa saja macam – macam persendian ?
- Apa tanda – tanda intoleransi aktivitas?
- Apa macam – macam latihan rentang gerak?
1.3 Tujuan
- Mengetahui definisi mobilisasi
- Mengetahui tujuan mobilisasi
- Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi mobilisasi
- Mengetahui macam – macam kelainan posture
- Mengetahui macam – macam persendian
- Mengetahui tanda – tanda intoleransi aktivitas
- Mengetahui macam – macam latihan rentang gerak
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi Mahasiswa
Untuk menambah
pengetahuan terutama bagi penulis dan menambah pengetahuan terutama bagi
pembaca
1.4.2
Bagi Institusi
Untuk mengetahui hasil
yang dikerjakan oleh mahasiswa dan menambah bacaan makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi
dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas ( Kosier, 1989).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan
untuk sekelas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya sekelas mungkin berjalan (Soelaiman, 1993).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000).
Tujuan Mobilisasi
- Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
- Untuk mencegah terjadinya trauma
- Untuk mempertahankan tingkat kesehatan
- Untuk mempertahankan interaksi social dan peran sehari – hari
- Untuk mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
- Gaya
Gaya hidup
seseorang tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatannya. Demikian halnya dengan
pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan
mobilisasi dengan cara yang sehat
misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemabuk.
- Proses penyakit dan injuri
Adanya
penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang
yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru
menjalani operasi. Karena adanya nyeri
mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita
penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat
kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
- Kebudayaan
Kebudayaan
dapat mempengaruhi
pola dan sikap dalam melakukan aktifitas
misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang
wanita madura dan sebagainya.
- Tingkat energi
Setiap
orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat
apalagi dengan seorang pelari.
- Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat
kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu
sakit salam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya
dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
- Tipe persendian dan pergerakan sendi
Dalam sistem musculoskeletal dikenal
2 macam persendian yaitu sendi yang dapat digerakkan (diartrosis) dan sendi
yang tidak dapat digerakkan (sinartrosis).
Macam – Macam Kelainan Posture
- Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung kearah kanan atau kiri.
- Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok
- Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang kea rah depan sehingga kepala tertarik kearah belakang
- Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen sehingga posisi kepala tertarik kearah kiri atau kanan.
Macam – Macam Persendian
- Sinartrosis : Persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan
a.
Sinartrosis simbrifosis
Sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat
fibrusa
Ex : persendian tulang tengkorak
b.
Sinartrosis sinkondiosis
Sinartrosis yang dihubungkan untuk tulang rawan
Ex : hubungan antar segmen pada tulang belakang
- Diartosis
Diartrosis persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan. Dapat dikelompokkan menjadi
a.
Sendi peluru
Persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah
Ex : hubungan tulang lengan atas dengan tulang tulang
belikat
b.
Sendi pelora
Persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi,
namun tidak ke segala arah
Ex : hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan
c.
Sendi putar
Persendian yang memungkinkan gerak berputar (rotasi)
Ex : hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I
(atlas)
d.
Sendi luncur
Persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada suatu
bidang datar
Ex : hubungan tulang pergelangan kaki
e.
Sendi engsel
Persendian yang memungkinkan gerakan satu arah
Ex : Sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang
tasta
- Amfiartosis
Persendian yang dihubungkan untuk jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Tanda – Tanda Intoleransi Aktivitas
Tanda – tanda yang dapat dikaji pada intoleransi
aktifitas antara lain (Gordon, 1976).
- Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
- Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi orthostatic.
- Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
- Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
- Kecepatan dan posisi tubuh disini akan mengalami kecepatan aktivitas dan ketidakstabilan posisi tubuh.
- Status emosi labil
Macam – Macam Latihan Tentang Gerak
- Fleksi dan Ekstensi
Fleksi merupakan gerak
menekuk atau membengkokkan
Sebaliknya, Ekstensi merupakan gerak meluruskan, sehingga merupakan
kebalikan gerak fleksi.
Ex : gerak pada siku, lutut, ruas – ruas jari, dan bahu.
Gerak ekstensi lebih
lanjut melebihi posisi anatomi tubuh disebut
Hiperekstensi.
- Adduksi dan abduksi
Adduksi merupakan
mendekati tubuh
Sebaliknya, abduksi merupakan gerak menjauhi tubuh
Ex .: gerak merenggangkan jari-jari tangan,membuka tungkai kaki dan mengacungkan tangan
- Supinasi dan pronasi
Supinasi merupakan gerak
menengahkan tangan
Sebaliknya Pronasi merupakan gerak menelungkupkan tangan
4. Inversi dan Eversi
Inversi merupakan gerak
memiringkan ( membuka ) telapak kaki kea rah dalam tubuh,sedangkan Eversi
merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kearah luar .
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Dasar Data Pengkajian Klien
Pengkajian meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
b. Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (Kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap
nyeri / ansietas) atau Hipotensi
(kehilangan darah).
c.
Neurosensori
Gejala : Hilang
gerakan / sensasi, spasme otot, kesemutan (parestesis).
Tanda : Deformitas lokal angulasi
abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi.
Agitasi (mungkin berhubungan dengan
nyeri / ansietas atau trauma lain).
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada
saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan saraf.
Spasme / kram otot
(setelah imobilitasi).
e. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, perubahan warm. Pembengkakan
local (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan Ronsen : Menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma.
- Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : Memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
- Arteriogram : Dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.
- Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma.
- Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
- Profil koagulasi : Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, trafusi mutipes, atau cedera hati.
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya jaringan tulang
2.
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh
Rencana Tindakan Keperawatan
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
1
2
3
|
Nyeri
berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang
Hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan
Resiko infeksi
berhubungan dengan stasis cairan tubuh
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam,
nyeri dapat
berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil
:
- Nyeri
berkurang atau hilang
- Klien tampak tenang.
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam,
pasien akan
menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil
: - penampilan yang seimbang..
- melakukan pergerakkan dan perpindahan. - mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik : 0 = mandiri penuh 1 = memerlukan alat Bantu. 2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran. 3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu. 4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, infeksi tidak
terjadi / terkontrol.
Kriteria hasil:
- tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor. - Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi. |
- Kaji tingkat
intensitas dan frekwensi nyeri
- Observasi
tanda-tanda vital.
- Melakukan kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian analgesik
- Ajarkan dan pantau pasien dalam hal
penggunaan alat bantu.
- Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM
aktif dan pasif.
- Pantau
tanda-tanda vital.
- Lakukan
perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,
dll.
- Kolaborasi
untuk pemberian antibiotik.
|
- Tingkat intensitas
nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri
- Untuk mengetahui
perkembangan klien
- Merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi
untuk memblok stimulasi nyeri.
- Menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
- Mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
- Mengidentifikasi
tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat
- Untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial.
- Kolaborasi
untuk pemberian antibiotik.
|
Implementasi keperawatan
No.
|
No Dx.
|
Tindakan
|
Paraf
|
1
2
3
|
I
II
III
|
Mengkaji
tingkat intensitas dan frekwensi nyeri dan observasi TTV.
Melakukan
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
Mengajarkan dan
pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
Mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Memantau TTV
Melakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
Melakukan
kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
|
|
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan fraktur adalah :
1. Nyeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan fraktur adalah :
1. Nyeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
3. Infeksi tidak terjadi / terkontrol
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
- Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan
untuk sekelas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya sekelas mungkin berjalan
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian
- Faktor – factor yang mempengaruhi mobilisasi
a.
Gaya hidup
b.
Proses penyakit dan injuri
c.
Kebudayaan
d.
Tingkat energi
e.
Usia dan status perkembangan
f.
Tipe persendian dan pergerakan
sendi
- Macam – Macam Persendian
a.
Sinartrosis
-
Sinartosis simfibrosis
-
Sinartrosis sinkondrosis
b.
Diartosis
-
Sendi peluru
-
Sendi pelana
-
Sendi putar
-
Sendi luncur
-
Sendi engsel
c.
Anfiartosis
-
Sindesmosis
-
Simfisis
Saran
Berdasarkan
dari hasil makalah ini maka penulis memang perlu untuk memberikan saram-saran
sebagai berikut:
Bagi Institusi
Disarankan
dapat menjadi analitik agar hasil makalah yang didapat menjadi lebih baik.
4.2.2 Bagi Mahasiswa
Disarankan
dapat mengetahui dan mempelajari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan ___ keperawatan
dan Masalah Kolaboratif. Alih bahasa : I Mode Kamosa, Edisi III. EGC Jakarta.
2.
Hinchliff, Sue. 1996. Kamus Keperawatan. Edisi : 17 EGC : Jakarta.